Korut: Latihan Perang AS-Korsel Kian Mendekatkan Semenanjung Korea ke Perang Nuklir
A
A
A
PYONGYANG - Media Korea Utara (Korut), Rodong Sinmun menuturkan, latihan perang yang dilakukan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) di Semananjung Korea memperburuk situasi di kawasan. Koran pemerintah Korut itu menyebut, latihan ini menarik semenanjung Korea kian mendekati perang nuklir.
Dalam editorialnya Rodong Simun menuturkan, latihan yang bernama The Ulchi Freedom Guardian, ditambah dengan sanksi baru terhadap Korut oleh AS dan PBB, memperburuk keadaan daripada mengurangi ketegangan di semenanjung.
"Latihan bersama adalah ekspresi permusuhan yang paling eksplisit terhadap kita, dan tidak ada yang bisa menjamin bahwa latihan tersebut tidak akan berkembang menjadi pertarungan yang sebenarnya," bunyi editorial koran itu.
"Jika AS tersesat dalam fantasi bahwa perang di semenanjung berada di pintu orang lain yang jauh dari mereka melintasi Pasifik, ini jauh lebih salah dari sebelumnya," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (21/8).
Sedikitnya 75 ribu tentara akan ambil bagian dalam latihan yang akan berlangsung selama 10 hari tersebut. Latihan ini adalah sebuah simulasi berskala komputer yang dirancang untuk membantu pasukan Amerika dan Korsel berlatih membela Korsel dari sebuah invasi.
Washington menegaskan, bahwa latihan tersebut "bersifat defensif". Namun, Pyongyang melihat latihan tersebut sebagai provokasi. Pyongyang berjanji akan melakukan serangan tanpa ampun terhadap wilayah AS di Pasifik atau daratan AS sebagai tanggapan atas latihan tersebut.
Dalam editorialnya Rodong Simun menuturkan, latihan yang bernama The Ulchi Freedom Guardian, ditambah dengan sanksi baru terhadap Korut oleh AS dan PBB, memperburuk keadaan daripada mengurangi ketegangan di semenanjung.
"Latihan bersama adalah ekspresi permusuhan yang paling eksplisit terhadap kita, dan tidak ada yang bisa menjamin bahwa latihan tersebut tidak akan berkembang menjadi pertarungan yang sebenarnya," bunyi editorial koran itu.
"Jika AS tersesat dalam fantasi bahwa perang di semenanjung berada di pintu orang lain yang jauh dari mereka melintasi Pasifik, ini jauh lebih salah dari sebelumnya," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (21/8).
Sedikitnya 75 ribu tentara akan ambil bagian dalam latihan yang akan berlangsung selama 10 hari tersebut. Latihan ini adalah sebuah simulasi berskala komputer yang dirancang untuk membantu pasukan Amerika dan Korsel berlatih membela Korsel dari sebuah invasi.
Washington menegaskan, bahwa latihan tersebut "bersifat defensif". Namun, Pyongyang melihat latihan tersebut sebagai provokasi. Pyongyang berjanji akan melakukan serangan tanpa ampun terhadap wilayah AS di Pasifik atau daratan AS sebagai tanggapan atas latihan tersebut.
(esn)