Bashar al-Assad Tolak Kerja Sama Keamanan dengan Barat
A
A
A
DAMASKUS - Presiden Suriah, Bashar al-Assad, mencerca Barat. Ia mengatakan tidak akan ada kerja sama keamanan dengan negara-negara Barat atau pembukaan kedutaan mereka. Hal itu baru terjadi jika Barat memutuskan hubungan dengan oposisi dan pejuang.
Berbicara di depan puluhan diplomat Suriah di Damaskus, Assad memuji Rusia, Iran, China dan kelompok Hizbullah karena mendukung pemerintahannya selama konflik. Ia mengatakan Suriah akan melihat ke timur ketika sampai pada hubungan politik, ekonomi dan budaya.
"Dukungan langsung dari teman-teman kita, secara politik, ekonomi dan militer, membuat kemajuan kita di lapangan lebih besar dan kerugian perang semakin berkurang. Oleh karena itu, mereka adalah mitra kami dalam pencapaian ini di jalan untuk menghancurkan terorisme," kata Assad.
"Mari kita menjadi jelas. Tidak akan ada kerja sama keamanan atau pembukaan kedutaan besar atau bahkan peran untuk beberapa negara yang mengatakan bahwa mereka ingin memainkan peran dalam mengakhiri krisis di Suriah sebelum mereka secara jelas dan terus terang memotong hubungan mereka dengan terorisme. Pada saat itu mungkin kita bisa berbicara tentang membuka kedutaan besar," tutur Assad seperti dikutip dari The Guardian, Senin (20/8/2017).
Setelah berbulan-bulan kemajuan militer yang mantap, pemerintah Suriah telah berusaha untuk menggambarkan dirinya sebagai pemenang dalam perang yang mereda, dan melihat ke depan untuk rekonstruksi.
"Ekonomi negara kembali tumbuh kembali pada tingkat yang sangat lambat, meski kita berada di bawah embargo yang hampir tuntas," klaim Assad.
Komentar defensif Assad datang pada saat pasukannya dan milisi pro-Iran mulai mendarat di seluruh negeri di bawah perlindungan serangan udara Rusia. Banyak negara telah berhenti meminta Assad untuk mundur.
Berbicara di depan puluhan diplomat Suriah di Damaskus, Assad memuji Rusia, Iran, China dan kelompok Hizbullah karena mendukung pemerintahannya selama konflik. Ia mengatakan Suriah akan melihat ke timur ketika sampai pada hubungan politik, ekonomi dan budaya.
"Dukungan langsung dari teman-teman kita, secara politik, ekonomi dan militer, membuat kemajuan kita di lapangan lebih besar dan kerugian perang semakin berkurang. Oleh karena itu, mereka adalah mitra kami dalam pencapaian ini di jalan untuk menghancurkan terorisme," kata Assad.
"Mari kita menjadi jelas. Tidak akan ada kerja sama keamanan atau pembukaan kedutaan besar atau bahkan peran untuk beberapa negara yang mengatakan bahwa mereka ingin memainkan peran dalam mengakhiri krisis di Suriah sebelum mereka secara jelas dan terus terang memotong hubungan mereka dengan terorisme. Pada saat itu mungkin kita bisa berbicara tentang membuka kedutaan besar," tutur Assad seperti dikutip dari The Guardian, Senin (20/8/2017).
Setelah berbulan-bulan kemajuan militer yang mantap, pemerintah Suriah telah berusaha untuk menggambarkan dirinya sebagai pemenang dalam perang yang mereda, dan melihat ke depan untuk rekonstruksi.
"Ekonomi negara kembali tumbuh kembali pada tingkat yang sangat lambat, meski kita berada di bawah embargo yang hampir tuntas," klaim Assad.
Komentar defensif Assad datang pada saat pasukannya dan milisi pro-Iran mulai mendarat di seluruh negeri di bawah perlindungan serangan udara Rusia. Banyak negara telah berhenti meminta Assad untuk mundur.
(ian)