Tujuh Relawan Helm Putih Ditembak Mati
A
A
A
DAMASKUS - Tujuh anggota kelompok penyelamat Helm Putih tewas di tembak mati di markas mereka oleh penyerang tak dikenal. Pembunuhan itu terjadi di kota Sarmin, yang terletak di baratlaut, 9km timur kota Idlib.
Kelompok tersebut, yang secara resmi disebut Syria Civil Defence (SCD), dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu karena pekerjaannya menyelamatkan korban sipil pemboman di Suriah dari puing-puing.
Kelompok tersebut aktif di Aleppo timur yang dikepung pemberontak sebelum wilayah tersebut disita oleh pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad.
SCD menerima jutaan poundsterling dari banyak pemerintah Barat termasuk Inggris dan Amerika Serikat (AS).
"Pusat pertahanan sipil di Sarmin menjadi sasaran serangan bersenjata oleh penyerang yang tidak dikenal di mana tujuh relawan terbunuh. Dua minibus, beberapa helm putih dan walkie-talkie dicuri," bunyi pernyataan yang dirilis kelompok relawan itu seperti dikutip dari Sky News, Minggu (13/8/2017).
Belum jelas apakah serangan tersebut dilakukan untuk motif politik atau kriminal.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan tujuh relawan yang tewas semuanya telah ditembak di kepala.
"Rekan kerja para korban datang pada pagi hari untuk pergantian shift dan menemukan mereka tewas," kata Direktur SOHR, Rami Abdel Rahman.
Helm Putih muncul pada tahun 2013, bekerja untuk menyelamatkan warga sipil di banyak daerah yang dikuasai pemberontak.
Sejak saat itu mereka mendapatkan popularitas internasional yang meluas karena penyelamatan berani mereka, dengan rekaman yang sering diambil dan diedarkan di media sosial.
Meskipun para sukarelawan bekerja di daerah yang secara eksklusif dikepung, kelompok tersebut berkeras bahwa mereka bukanlah partisan.
Sementara itu pemerintahan Presiden Bashar al-Assad menuduh kelompok itu berpura-pura dalam video yang dirilisnya dan menjadi alat donor internasional.
Media Barat Independen mengatakan kantor berita Rusia terkait negara menuduh SCD sebuah penipuan sebagai bagian dari perang informasi yang sistematis terhadapnya.
Kritikus juga mengklaim pejuang pemberontak, termasuk jihadis, beroperasi di barisan mereka.
Sarmin dikendalikan oleh aliansi Hayat Tahrir al Sham, yang terbentuk saat Nusra Front bergabung dengan kelompok lain.
Kelompok tersebut, yang secara resmi disebut Syria Civil Defence (SCD), dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian tahun lalu karena pekerjaannya menyelamatkan korban sipil pemboman di Suriah dari puing-puing.
Kelompok tersebut aktif di Aleppo timur yang dikepung pemberontak sebelum wilayah tersebut disita oleh pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad.
SCD menerima jutaan poundsterling dari banyak pemerintah Barat termasuk Inggris dan Amerika Serikat (AS).
"Pusat pertahanan sipil di Sarmin menjadi sasaran serangan bersenjata oleh penyerang yang tidak dikenal di mana tujuh relawan terbunuh. Dua minibus, beberapa helm putih dan walkie-talkie dicuri," bunyi pernyataan yang dirilis kelompok relawan itu seperti dikutip dari Sky News, Minggu (13/8/2017).
Belum jelas apakah serangan tersebut dilakukan untuk motif politik atau kriminal.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan tujuh relawan yang tewas semuanya telah ditembak di kepala.
"Rekan kerja para korban datang pada pagi hari untuk pergantian shift dan menemukan mereka tewas," kata Direktur SOHR, Rami Abdel Rahman.
Helm Putih muncul pada tahun 2013, bekerja untuk menyelamatkan warga sipil di banyak daerah yang dikuasai pemberontak.
Sejak saat itu mereka mendapatkan popularitas internasional yang meluas karena penyelamatan berani mereka, dengan rekaman yang sering diambil dan diedarkan di media sosial.
Meskipun para sukarelawan bekerja di daerah yang secara eksklusif dikepung, kelompok tersebut berkeras bahwa mereka bukanlah partisan.
Sementara itu pemerintahan Presiden Bashar al-Assad menuduh kelompok itu berpura-pura dalam video yang dirilisnya dan menjadi alat donor internasional.
Media Barat Independen mengatakan kantor berita Rusia terkait negara menuduh SCD sebuah penipuan sebagai bagian dari perang informasi yang sistematis terhadapnya.
Kritikus juga mengklaim pejuang pemberontak, termasuk jihadis, beroperasi di barisan mereka.
Sarmin dikendalikan oleh aliansi Hayat Tahrir al Sham, yang terbentuk saat Nusra Front bergabung dengan kelompok lain.
(ian)