Didepak dari Pesawat karena Ngobrol 9/11, Pria Muslim Gugat Virgin Atlantic

Jum'at, 11 Agustus 2017 - 07:11 WIB
Didepak dari Pesawat karena Ngobrol 9/11, Pria Muslim Gugat Virgin Atlantic
Didepak dari Pesawat karena Ngobrol 9/11, Pria Muslim Gugat Virgin Atlantic
A A A
LONDON - Seorang pria Muslim di Inggris menggugat maskapai Virgin Atlantic setelah dia dikawal keluar dari pesawat karena mengobrol dengan sesama penumpang dan kru pesawat soal dampak serangan 9/11. Dia menuntut maskapai itu membayar kompensasi 5.000 poundsterling atau sekitar Rp86,4 juta.

Pria bernama Mohammad Khan, 26, merasa jadi korban diskriminasi rasial. Dia mengaku dikawal oleh polisi untuk keluar dari pesawat usai mengobrol dampak serangan teroris 11 September 2001 atau 9/11 di Amerika Serikat (AS) terhadap prosedur bagi penumpang untuk naik pesawat.

Khan semestinya melakukan perjalanan pertamanya dari London ke Medellin, Kolombia, di mana dia akan memulai magang bisnis. Dia merupakan lulusan sekolah bisnis asal Cricklewood, London.

Khan mengobrol tentang apa yang dikeluhkan lawan bicaranya tentang pemeriksaan keamanan yang panjang sebelum menaiki pesawat.

”Benar-benar polos mengatakan; 'Ada keamanan yang lebih sejak 9/11’, lalu bertanya kepada pramugari, 'Saya yakin pekerjaan Anda telah berubah sejak 9/11'. Tapi, dia (pramugari) tampak tercengang,” kata Khan seperti dilaporkan Evening Standard.

Khan mengatakan, setelah merespons komentar lawan biacaranya, pesawat yang dia naiki segera berbalik ke landasan pacu dan kembali ke terminal, tempat di mana Khan dikawal dari pesawat oleh polisi.

Khan mengklaim polisi melakukan tindakan itu akibat oleh kesalahpahaman. Tapi, kata dia, pihak Virgin Atlantic menolak untuk membiarkannya kembali ke pesawat.

Pihak Virgin Atlantic bahkan menolak untuk mengembalikan tiketnya yang seharga 560 poundsterling atau sekitar Rp9,6 juta. Khan harus mengeluarkan biaya tambahan 817 poundsterling atau sekitar Rp14 juta untuk melanjutkan perjalanannya.

”Saya diprofilkan secara ras dan agama,” keluh Khan, yang dilansir semalam (10/8/2017).

”Ini adalah reaksi berlebihan terhadap komentar yang benar-benar tidak bersalah dan tidak berbahaya. Saya tahu ini tidak akan terjadi jika saya adalah seorang kulit putih berusia 60-an tahun yang telah melakukan hal yang sama.”

”Itu benar-benar menghancurkan perjalanan saya dan saya merasa dipermalukan. Saya dibuat merasa seperti penjahat. Saya mengalami kegelisahan karena bagaimana pun kejadian tersebut membuat saya merasa dan harus menemui dokter tentang hal itu,” papar Khan.

Insiden tersebut terjadi pada Januari 2016. Khan telah berjuang untuk mendapatkan kompensasi selama 18 bulan terakhir. Pengacaranya sekarang membantu Khan menuntut kompensasi 5.000 poundsterling ditambah biaya hukum.

Sementara itu, pihak Virgin Atlantic melalui seorang juru bicara mengonfirmasi bahwa Khan dipindahkan dari pesawat.

”Kami bisa memastikan bahwa seorang pelanggan dikawal dari penerbangan VS103 kami pada tanggal 8 Januari 2016 oleh polisi, untuk alasan keamanan,” kata juru bicara tersebut seperti dilansir IB Times.

”Meskipun kejadian seperti itu jarang terjadi, kami selalu bekerja sama dengan pihak berwenang dalam segala hal keamanan untuk menjamin keselamatan dan keamanan pesawat terbang, pelanggan dan kru kami,” lanjut pihak maskapai.

”Tim kami berhubungan langsung dengan Khan dan pengacaranya, dan kami telah menawarkan untuk mengembalikan penerbangan Virgin Atlantic-nya.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6894 seconds (0.1#10.140)