Mantan Ajudan Netanyahu Siap Bersaksi untuk Melawannya
A
A
A
JERUSALEM - Seorang mantan pembantu utama perdana menteri Israel memutuskan bersaksi untuk melawan Benjamin Netanyahu atas dugaan kasus korupsi. Netanyahu terseret pusaran dua kasus korupsi yang saat ini sedang diselidiki oleh polisi.
Ari Harow, yang merupakan kepala staf Benjamin Netanyahu, akan menjadi saksi negara berdasarkan sebuah tawar-menawar pembelaan dalam sebuah penyelidikan yang dia hadapi sendiri, seperti disadur BBC dari sejumlah laporan, Jumat (4/8/2017).
Sebagai imbalan, Harow setuju untuk mengakui kecurangan dan pelanggaran kepercayaan yang dilakukan oleh Netanyahu dan bersaksi melawan mantan bosnya.
Perjanjian Harow dengan jaksa penuntut menandai perkembangan yang signifikan dalam penyelidikan kasus korupsi. Kasus ini sendiri telah menjadi liputan harian di media Israel.
Salah satu kasus berkaitan dengan klaim bahwa Netanyahu dan keluarganya menerima hadiah dari pengusaha kaya.
Kasus lainnya berpusat pada seputar tuduhan bahwa Netanyahu menawarkan untuk membatasi peredaran sebuah surat kabar bebas pesaing. Imbalannya adalah liputan yang lebih baik dari salah satu harian negara yang paling banyak dibaca.
Kasus tersebut sehari-hari dikenal dengan sebutan 1.000 dan 2.000.
Netanyahu telah diperiksa tentang kasus tersebut tiga kali oleh polisi dengan hati-hati. Namun Perdana menteri yang menjalani masa jabatan keempatnya ini membantah melakukan kesalahan.
Netanyahu telah berulang kali menggambarkan penyelidikan tersebut sebagai perburuan penyihir yang digerakkan oleh lawan-lawan politik.
"Kami benar-benar menolak klaim yang tidak berdasar yang dibuat terhadap perdana menteri. Kampanye untuk mengubah pemerintahan sedang berlangsung, namun diperkirakan gagal, karena alasan sederhana: tidak akan ada apa-apa karena tidak ada apa-apa," Netanyahu memposting pernyataan di laman Facebooknya.
Harow, mantan kepala American friends of Likud (partai Netanyahu), adalah kepala staf perdana menteri dari 2009-2010, dan mulai 2013-2015.
Ari Harow, yang merupakan kepala staf Benjamin Netanyahu, akan menjadi saksi negara berdasarkan sebuah tawar-menawar pembelaan dalam sebuah penyelidikan yang dia hadapi sendiri, seperti disadur BBC dari sejumlah laporan, Jumat (4/8/2017).
Sebagai imbalan, Harow setuju untuk mengakui kecurangan dan pelanggaran kepercayaan yang dilakukan oleh Netanyahu dan bersaksi melawan mantan bosnya.
Perjanjian Harow dengan jaksa penuntut menandai perkembangan yang signifikan dalam penyelidikan kasus korupsi. Kasus ini sendiri telah menjadi liputan harian di media Israel.
Salah satu kasus berkaitan dengan klaim bahwa Netanyahu dan keluarganya menerima hadiah dari pengusaha kaya.
Kasus lainnya berpusat pada seputar tuduhan bahwa Netanyahu menawarkan untuk membatasi peredaran sebuah surat kabar bebas pesaing. Imbalannya adalah liputan yang lebih baik dari salah satu harian negara yang paling banyak dibaca.
Kasus tersebut sehari-hari dikenal dengan sebutan 1.000 dan 2.000.
Netanyahu telah diperiksa tentang kasus tersebut tiga kali oleh polisi dengan hati-hati. Namun Perdana menteri yang menjalani masa jabatan keempatnya ini membantah melakukan kesalahan.
Netanyahu telah berulang kali menggambarkan penyelidikan tersebut sebagai perburuan penyihir yang digerakkan oleh lawan-lawan politik.
"Kami benar-benar menolak klaim yang tidak berdasar yang dibuat terhadap perdana menteri. Kampanye untuk mengubah pemerintahan sedang berlangsung, namun diperkirakan gagal, karena alasan sederhana: tidak akan ada apa-apa karena tidak ada apa-apa," Netanyahu memposting pernyataan di laman Facebooknya.
Harow, mantan kepala American friends of Likud (partai Netanyahu), adalah kepala staf perdana menteri dari 2009-2010, dan mulai 2013-2015.
(ian)