Nagapasa, Kapal Selam Penyerang untuk Indonesia setelah 34 Tahun
A
A
A
JAKARTA - Minggu ini, Angkatan Laut Indonesia menugaskan kapal selam penyerang pertamanya setelah 34 tahun silam. Kapal selam itu bernama KRI Nagapasa-403, yang dipesan dari kontraktor pertahanan Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME).
Kapal ini merupakan yang pertama dari tiga kapal Type 209/1400 Chang Bogo-class (varian lisensi dari kapal selam diesel listrik Type 209 Jerman) yang dipesan Indonesia. Kapal Nagapasa diserahkan oleh DSME pada Rabu, 2 Agustus 2017.
Upacara penyerahan kapal selam berlangsung di galangan kapal Okpo di Pulau Geoje, Korea Selatan. Beberapa pejabat senior Indonesia, termasuk Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, hadir dalam upacara itu.
Kapal selam Nagapasa, seperti dilaporkan IHS Jane’s Navy International dikirim ke Pangkalan Angkatan Laut Palu di Watusampu, Sulawesi Tengah. Indonesia juga berencana membangun kapal selam baru di Pulau Natuna Besar, pulau terbesar di Kepulauan Natuna di Laut China Selatan.
Nagapasa awalnya dijadwalkan dikirim pada Maret tahun ini. Tidak jelas apa ang menyebabkan pengiriman kapal itu mengalami penundaan lebih dari empat bulan. Sebelum penyerahan, kapal tersebut menjalani pembenahan dan uji coba laut yang luas di lepas pantai Korea.
Dari tiga kapal selam yang dipesan dari DSME, salah satunya akan membangun oleh Indonesia sendiri. Pelaksananya adalah PT PAL di Surabaya. Pembangunan kapal ini berdasarkan perjanjian transfer teknologi dengan DMSE.
PT PAL diharapkan menerima modul untuk kapal selam Nagapasa-class kedua dalam bentuk blok dari DSME tahun ini. PT PAL dijadwalkan untuk mulai merakit kapal selam ketiga di fasilitas barunya di Surabaya dengan panduan DSME pada tahun 2018.
The Diplomat mengulas singkat kemampuan kapal selam Nagapasa. ”Kapal selam 1.400 ton memiliki jangkauan operasional sekitar 10.000 mil laut dan merupakan kapal serbaguna yang mampu melakukan peperangan anti-permukaan, peperangan anti-kapal selam, dan misi pasukan khusus,” tulis The Diplomat.
Kapal selam ini memiliki delapan tabung 533 milimeter untuk torpedo dan rudal berpresisi. Kapal akan dioperasikan oleh 40 awak. Nagapasa diharapkan dapat beroperasi untuk Angkatan Laut Indonesia setidaknya selama 30 tahun.
Sebelum memiliki Nagapasa, Angkatan Laut Indonesia pernah memiliki tiga kapal selam pada tahun 1980-an. Kapal itu dikenal dengan nama Cakra-class, kapal selama diesel Type 209/1300 Jerman.
Indonesia dan Korea Selatan berhasil menyelesaikan kontrak senilai USD1,1 miliar untuk tiga kapal selam diesel Nagapasa-class (termasuk salah satunya yang akan dibangun PT PAL) pada bulan Desember 2011. Kontrak itu bagian dari Rencana Strategis Pertahanan 2024 Kementerian Pertahanan Indonesia, yang ingin memiliki sepuluh kapal selam baru.
Indonesia diperkirakan akan memesan tiga kapal selam lagi dalam beberapa bulan mendatang. Selain DMSE Korea Selatan, kontraktor pertahanan dari Rusia, China, dan Prancis juga dilirik.
Kapal ini merupakan yang pertama dari tiga kapal Type 209/1400 Chang Bogo-class (varian lisensi dari kapal selam diesel listrik Type 209 Jerman) yang dipesan Indonesia. Kapal Nagapasa diserahkan oleh DSME pada Rabu, 2 Agustus 2017.
Upacara penyerahan kapal selam berlangsung di galangan kapal Okpo di Pulau Geoje, Korea Selatan. Beberapa pejabat senior Indonesia, termasuk Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, hadir dalam upacara itu.
Kapal selam Nagapasa, seperti dilaporkan IHS Jane’s Navy International dikirim ke Pangkalan Angkatan Laut Palu di Watusampu, Sulawesi Tengah. Indonesia juga berencana membangun kapal selam baru di Pulau Natuna Besar, pulau terbesar di Kepulauan Natuna di Laut China Selatan.
Nagapasa awalnya dijadwalkan dikirim pada Maret tahun ini. Tidak jelas apa ang menyebabkan pengiriman kapal itu mengalami penundaan lebih dari empat bulan. Sebelum penyerahan, kapal tersebut menjalani pembenahan dan uji coba laut yang luas di lepas pantai Korea.
Dari tiga kapal selam yang dipesan dari DSME, salah satunya akan membangun oleh Indonesia sendiri. Pelaksananya adalah PT PAL di Surabaya. Pembangunan kapal ini berdasarkan perjanjian transfer teknologi dengan DMSE.
PT PAL diharapkan menerima modul untuk kapal selam Nagapasa-class kedua dalam bentuk blok dari DSME tahun ini. PT PAL dijadwalkan untuk mulai merakit kapal selam ketiga di fasilitas barunya di Surabaya dengan panduan DSME pada tahun 2018.
The Diplomat mengulas singkat kemampuan kapal selam Nagapasa. ”Kapal selam 1.400 ton memiliki jangkauan operasional sekitar 10.000 mil laut dan merupakan kapal serbaguna yang mampu melakukan peperangan anti-permukaan, peperangan anti-kapal selam, dan misi pasukan khusus,” tulis The Diplomat.
Kapal selam ini memiliki delapan tabung 533 milimeter untuk torpedo dan rudal berpresisi. Kapal akan dioperasikan oleh 40 awak. Nagapasa diharapkan dapat beroperasi untuk Angkatan Laut Indonesia setidaknya selama 30 tahun.
Sebelum memiliki Nagapasa, Angkatan Laut Indonesia pernah memiliki tiga kapal selam pada tahun 1980-an. Kapal itu dikenal dengan nama Cakra-class, kapal selama diesel Type 209/1300 Jerman.
Indonesia dan Korea Selatan berhasil menyelesaikan kontrak senilai USD1,1 miliar untuk tiga kapal selam diesel Nagapasa-class (termasuk salah satunya yang akan dibangun PT PAL) pada bulan Desember 2011. Kontrak itu bagian dari Rencana Strategis Pertahanan 2024 Kementerian Pertahanan Indonesia, yang ingin memiliki sepuluh kapal selam baru.
Indonesia diperkirakan akan memesan tiga kapal selam lagi dalam beberapa bulan mendatang. Selain DMSE Korea Selatan, kontraktor pertahanan dari Rusia, China, dan Prancis juga dilirik.
(mas)