Aquino akan Diadili atas Kematian Konyol 44 Polisi Disergap Militan

Sabtu, 15 Juli 2017 - 04:43 WIB
Aquino akan Diadili...
Aquino akan Diadili atas Kematian Konyol 44 Polisi Disergap Militan
A A A
MANILA - Badan Anti-Korupsi Filipina memerintahkan pengajuan tuntutan pidana terhadap mantan presiden Benigno Aquino. Dia dianggap bertanggung jawab atas kematian konyol 44 polisi saat menyerang kelompok militan di Mindanao dua tahun lalu.

Puluhan polisi itu awalnya diperintahkan untuk menjalankan misi penangkapan dua militan yang terkait al-Qaeda di wilayah Mindanao. Namun, dalam serangan tersebut 44 polisi justru tewas disergap kelompok militan yang ternyata jumlahnya lebih besar.

Kematian konyol puluhan polisi itu dianggap sebagai krisis terbesar masa kepresidenan Aquino tahun 2010-2016.

Kepala Ombudsman Filipina Conchita Carpio Morales mengatakan bahwa Aquino harus didakwa karena mengizinkan pemimpin polisi yang telah ditahan, Alan Purisima, untuk terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan pada Januari di Mamasapano, Provinsi Maguindano, Mindanao.

”Tidak ada kekhawatiran bahwa Presiden Aquino sepenuhnya menyadari bahwa Kantor Ombudsman telah menangguhkan Purisima pada saat itu,” kata Carpio Morales dalam sebuah pernyataan.

”Petugas publik yang berada di bawah penangguhan dilarang melakukan fungsi publik dan mencampuri urusan pemerintahan,” lanjut Carpio Morales. Purisima ditangguhkan jabatannya sebagai Kepala Polisi Filipina karena dituduh korupsi.

Pembantaian 44 polisi Mamasapano juga menimbulkan pukulan terhadap upaya perdamaian antara pemerintah Aquino dengan kelompok separatis Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Pada saat itu, MILF telah setuju untuk melucuti senjata dengan imbalan diberi kekuasaan otonom atas sebagian besar suku Mindanao di wilayah yang didominasi warga muslim.

Juru bicara Aquino, Abigail Valte, mengatakan bahwa mantan presiden tersebut merasa bahwa fakta-fakta lengkap seputar insiden tersebut belum dipresentasikan.

”Pembacaan awal menunjukkan bahwa mungkin ada salah penilaian atas beberapa fakta seputar kejadian tersebut, yang menyebabkan beberapa kesimpulan yang keliru,” katanya dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters, Sabtu (15/7/2017).

”Dia akan berusaha menjelaskan hal yang sama melalui sebuah gerakan agar dipertimbangkan kembali,” lanjut Valte.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1011 seconds (0.1#10.140)