Demi Warisi Uang, 'Janda Hitam' Jepang Racuni Suami dengan Sianida
A
A
A
TOKYO - Chisako Kakehi, 70, mantan jutawan Jepang yang dijuluki publik sebagai “Black Widow” (Janda Hitam) mengaku telah membunuh suaminya dengan racun sianida. Investigasi polisi menyebut, aksi wanita itu demi mewarisi uang korban untuk melunasi utang.
Dari investigasi tersebut juga terungkap, lebih dari sepuluh pria yang pernah terlibat hubungan asmara dengannya meninggal diduga dibunuh.
Pengakuan si “Janda Hitam” yang membunuh suaminya dengan racun itu muncul dalam sidang pada hari Senin lalu. Suaminya, Isao Kakehi, meninggal pada 28 Desember 2013 pada usia 75 tahun. Dosis fatal senyawa sianida terdeteksi di tubuhnya.
”Saya membunuh suami saya,” kata Chisako dalam sidang di Pengadilan Distrik Tokyo. Pengakuan ini merupakan yang pertama kali keluar.
Tiga pria, termasuk dua suami sebelumnya juga dia akui telah dia bunuh dengan racun sianida. Jaksa mengatakan, kejahatan Chisako berlangsung antara tahun 2007 hingga 2013.
Setelah memberikan pengakuan, wanita itu hanya memasrahkannya kepada pengacaranya. ”Saya akan menyerahkan semuanya kepada pengacara saya,” ujarnya, seperti dikutip dari The Japan Times, Kamis (13/7/2017).
Namun, tim hukumnya menegaskan bahwa Chisako tidak bersalah. Alasannya, dia tidak bisa bertanggung jawab atas kejahatan lantaran dia menderita demensia.
Selama kesaksiannya pada hari Senin, si “Janda Hitam” mengatakan bahwa dia menipu suaminya dengan memasukkan zat yang diduga racun ke dalam suplemen makanan kesehatan.
Dia mengaku mendapatkan bahan kimia yang mengandung sianida dari pemasok saat menjalankan bisnis sablon T-shirt.
Ketika ditanya tentang motif pembunuhan tersebut, dia mengira akan dapat melunasi utangnya jika suaminya meninggal. Dia mengaku membunuh suami demi mewarisi uangnya.
Menurut Chisako, suaminya memperlakukan dirinya dengan buruk saat terkait masalah keuangan, terutama bila dibandingkan dengan wanita lain yang pernah menjalin hubungan. Hal itu membuatnya marah.
”Saya tidak diberi uang setelah saya menikahinya,” ujarnya di pengadilan. ”Saya tidak berniat menyembunyikan rasa bersalah. Saya akan menertawakannya dan mati jika saya dijatuhi hukuman mati besok.”
Pada saat yang sama, dia bersikeras bahwa dia menderita demensia atau pikun. Jaksa mengatakan bahwa dia menderita demensia ringan, tapi tidak ada pertanyaan tentang kompetensinya untuk diadili.
Lebih dari 50 orang diperkirakan akan dipanggil sebagai saksi selama persidangan, yang kemungkinan akan berlangsung hingga 7 November mendatang.
Meski mengaku sudah membunuh empat pria dengan racun siania, tim pengacaranya menarik pengakuan tersebut.
Sementara itu sumber investigasi pihak berwenang menyatakan, lebih dari 10 pria yang terlibat hubungan asmara dengannya telah meninggal. Sumber itu juga mengatakan bahwa Chisko akan mewarisi uang sekitar 1 miliar yen dari rentetan aksinya.
Dari investigasi tersebut juga terungkap, lebih dari sepuluh pria yang pernah terlibat hubungan asmara dengannya meninggal diduga dibunuh.
Pengakuan si “Janda Hitam” yang membunuh suaminya dengan racun itu muncul dalam sidang pada hari Senin lalu. Suaminya, Isao Kakehi, meninggal pada 28 Desember 2013 pada usia 75 tahun. Dosis fatal senyawa sianida terdeteksi di tubuhnya.
”Saya membunuh suami saya,” kata Chisako dalam sidang di Pengadilan Distrik Tokyo. Pengakuan ini merupakan yang pertama kali keluar.
Tiga pria, termasuk dua suami sebelumnya juga dia akui telah dia bunuh dengan racun sianida. Jaksa mengatakan, kejahatan Chisako berlangsung antara tahun 2007 hingga 2013.
Setelah memberikan pengakuan, wanita itu hanya memasrahkannya kepada pengacaranya. ”Saya akan menyerahkan semuanya kepada pengacara saya,” ujarnya, seperti dikutip dari The Japan Times, Kamis (13/7/2017).
Namun, tim hukumnya menegaskan bahwa Chisako tidak bersalah. Alasannya, dia tidak bisa bertanggung jawab atas kejahatan lantaran dia menderita demensia.
Selama kesaksiannya pada hari Senin, si “Janda Hitam” mengatakan bahwa dia menipu suaminya dengan memasukkan zat yang diduga racun ke dalam suplemen makanan kesehatan.
Dia mengaku mendapatkan bahan kimia yang mengandung sianida dari pemasok saat menjalankan bisnis sablon T-shirt.
Ketika ditanya tentang motif pembunuhan tersebut, dia mengira akan dapat melunasi utangnya jika suaminya meninggal. Dia mengaku membunuh suami demi mewarisi uangnya.
Menurut Chisako, suaminya memperlakukan dirinya dengan buruk saat terkait masalah keuangan, terutama bila dibandingkan dengan wanita lain yang pernah menjalin hubungan. Hal itu membuatnya marah.
”Saya tidak diberi uang setelah saya menikahinya,” ujarnya di pengadilan. ”Saya tidak berniat menyembunyikan rasa bersalah. Saya akan menertawakannya dan mati jika saya dijatuhi hukuman mati besok.”
Pada saat yang sama, dia bersikeras bahwa dia menderita demensia atau pikun. Jaksa mengatakan bahwa dia menderita demensia ringan, tapi tidak ada pertanyaan tentang kompetensinya untuk diadili.
Lebih dari 50 orang diperkirakan akan dipanggil sebagai saksi selama persidangan, yang kemungkinan akan berlangsung hingga 7 November mendatang.
Meski mengaku sudah membunuh empat pria dengan racun siania, tim pengacaranya menarik pengakuan tersebut.
Sementara itu sumber investigasi pihak berwenang menyatakan, lebih dari 10 pria yang terlibat hubungan asmara dengannya telah meninggal. Sumber itu juga mengatakan bahwa Chisko akan mewarisi uang sekitar 1 miliar yen dari rentetan aksinya.
(mas)