Bos Kartel Narkoba Meksiko Mutilasi dan Bakar Gadis Cilik Sambil Tertawa
A
A
A
SAN ANTONIO - Seorang bos kartel narkoba Meksiko yang menculik, memutilasi dan membakar gadis enam tahun di depan orangtuanya dipenjara terkait kematian 29 orang. Menurut saksi di pengadilan, terdakwa tertawa saat memutilasi gadis cilik itu dalam kondisi masih hidup sebelum membakarnya di dalam tong.
Pejahat narkoba bernama Marciano "Chano" Millan Vasquez, 34, tersebut, dijatuhi tujuh hukuman seumur hidup atas keterlibatannya dalam kematian 29 orang. Kekejaman dia lakukan untuk kartel Zetas, sebuah kartel narkoba yang beroperasi di utara Meksiko.
Millan beroperasi sebagai bos regional untuk kartel yang kejam, yang diyakini telah membunuh secara sistematis setidaknya terhadap 300 orang antara tahun 2009 dan 2015.
Salah satu korbannya adalah seorang gadis berusia enam tahun yang dia potong-potong di teras rumah keluarganya untuk ”memberi ayahnya pelajaran”.
Rentetan pembunuhan dilakukan Millan di Meksiko, namun karena dia bekerja dan tinggal di San Antonio saat penangkapannya, dia akhirnya diadili di pengadilan Texas. Dia kini mendekam di penjara Amerika Serikat.
Pada persidangannya, seorang saksi memberi kesaksian bahwa Millan tertawa saat memaksa orang tua dan sandera lain untuk menonton dirinya memotong lengan dan kaki gadis cilik dengan kapak dengan kondisi korban masih hidup. Korban lantas dibakar di dalam tong.
Millan kemudian memerintahkan orang tua gadis cilik itu dan 15 orang lainnya dibunuh dengan cara brutal.
”Tingkat kekerasan adalah sesuatu yang jarang terlihat di ruang sidang dan jarang terlihat bahkan dalam fiksi,” kata asisten jaksa Russ Leachman kepada hakim pengadilan.
Leachman mengatakan, pembunuhan dan pembuangan mayat korban Millan “mengerikan”. Dia mencontohkan, para korban tak hanya dimutilasi, tapi tubuh mereka juga dilarutkan dengan asam dan ada juga yang dibakar di dalam tong.
Pada persidangannya tahun lalu, pengadilan mendengar bagaimana Millan memulai pekerjaannya sebagai “prajurit kaki” untuk Zetas. Dia kemudian dipromosikan menjadi bos kartel narkoba area Piedras Negras, sebuah koridor penyelundupan narkoba terpenting yang melintasi perbatasan Eagle Pass.
Millan ditangkap di rumahnya di San Antonio, Texas, pada bulan Juli 2015. Menurut laporan yang dikutip dari The Independent, Sabtu (1/7/2017), Millan menghadapi sidang pada hari Rabu lalu saat Hakim Pengadilan Distrik AS Xavier Rodriguez menjatuhkan tujuh hukuman seumur hidup untuk tujuh dakwaan.
Hakim Rodriguez menambahkan hukuman lima tahun lagi karena Millan berbohong kepada agen federal dan menjatuhkan denda kepadanya sebesar USD1 juta.
Ketika ditanya apakah dia ingin mengatakan sesuatu, Millan mengatakan kepada hakim; "Tidak. Está bien (Tidak, tidak apa-apa).”
Undang-undang AS mengizinkan pemerintah federal untuk mengadili pelaku atas pembunuhan di negara lain asalkan tindakan kekerasan tersebut merupakan bagian dari konspirasi yang terkoneksi dengan jaringan di AS.
”Tanpa belas kasihan atau kompromi, dia secara brutal membunuh siapa saja dan setiap orang karena sesuai dengan dia dan kartelnya, kadang menimbulkan rasa sakit yang paling kejam, memaksa kerabat untuk menyaksikan orang yang mereka cintai dibunuh sebelum dia menyerahkan pedangnya pada mereka," kata advokat AS, Richard L. Durbin Jr, kepada wartawan setelah sidang pengadilan untuk Millan.
”Vonis hari ini (Rabu lalu) menandai berakhirnya masa terornya di plaza obat terlarang di Piedras Negras.”
Millan dan pengacaranya, Jaime Cavazos, sejatinya menolak sidang di Texas. Namun, sidang tetap berjalan dan hukuman sudah dijatuhkan.
Pejahat narkoba bernama Marciano "Chano" Millan Vasquez, 34, tersebut, dijatuhi tujuh hukuman seumur hidup atas keterlibatannya dalam kematian 29 orang. Kekejaman dia lakukan untuk kartel Zetas, sebuah kartel narkoba yang beroperasi di utara Meksiko.
Millan beroperasi sebagai bos regional untuk kartel yang kejam, yang diyakini telah membunuh secara sistematis setidaknya terhadap 300 orang antara tahun 2009 dan 2015.
Salah satu korbannya adalah seorang gadis berusia enam tahun yang dia potong-potong di teras rumah keluarganya untuk ”memberi ayahnya pelajaran”.
Rentetan pembunuhan dilakukan Millan di Meksiko, namun karena dia bekerja dan tinggal di San Antonio saat penangkapannya, dia akhirnya diadili di pengadilan Texas. Dia kini mendekam di penjara Amerika Serikat.
Pada persidangannya, seorang saksi memberi kesaksian bahwa Millan tertawa saat memaksa orang tua dan sandera lain untuk menonton dirinya memotong lengan dan kaki gadis cilik dengan kapak dengan kondisi korban masih hidup. Korban lantas dibakar di dalam tong.
Millan kemudian memerintahkan orang tua gadis cilik itu dan 15 orang lainnya dibunuh dengan cara brutal.
”Tingkat kekerasan adalah sesuatu yang jarang terlihat di ruang sidang dan jarang terlihat bahkan dalam fiksi,” kata asisten jaksa Russ Leachman kepada hakim pengadilan.
Leachman mengatakan, pembunuhan dan pembuangan mayat korban Millan “mengerikan”. Dia mencontohkan, para korban tak hanya dimutilasi, tapi tubuh mereka juga dilarutkan dengan asam dan ada juga yang dibakar di dalam tong.
Pada persidangannya tahun lalu, pengadilan mendengar bagaimana Millan memulai pekerjaannya sebagai “prajurit kaki” untuk Zetas. Dia kemudian dipromosikan menjadi bos kartel narkoba area Piedras Negras, sebuah koridor penyelundupan narkoba terpenting yang melintasi perbatasan Eagle Pass.
Millan ditangkap di rumahnya di San Antonio, Texas, pada bulan Juli 2015. Menurut laporan yang dikutip dari The Independent, Sabtu (1/7/2017), Millan menghadapi sidang pada hari Rabu lalu saat Hakim Pengadilan Distrik AS Xavier Rodriguez menjatuhkan tujuh hukuman seumur hidup untuk tujuh dakwaan.
Hakim Rodriguez menambahkan hukuman lima tahun lagi karena Millan berbohong kepada agen federal dan menjatuhkan denda kepadanya sebesar USD1 juta.
Ketika ditanya apakah dia ingin mengatakan sesuatu, Millan mengatakan kepada hakim; "Tidak. Está bien (Tidak, tidak apa-apa).”
Undang-undang AS mengizinkan pemerintah federal untuk mengadili pelaku atas pembunuhan di negara lain asalkan tindakan kekerasan tersebut merupakan bagian dari konspirasi yang terkoneksi dengan jaringan di AS.
”Tanpa belas kasihan atau kompromi, dia secara brutal membunuh siapa saja dan setiap orang karena sesuai dengan dia dan kartelnya, kadang menimbulkan rasa sakit yang paling kejam, memaksa kerabat untuk menyaksikan orang yang mereka cintai dibunuh sebelum dia menyerahkan pedangnya pada mereka," kata advokat AS, Richard L. Durbin Jr, kepada wartawan setelah sidang pengadilan untuk Millan.
”Vonis hari ini (Rabu lalu) menandai berakhirnya masa terornya di plaza obat terlarang di Piedras Negras.”
Millan dan pengacaranya, Jaime Cavazos, sejatinya menolak sidang di Texas. Namun, sidang tetap berjalan dan hukuman sudah dijatuhkan.
(mas)