Tragedi Apartemen London Diduga Renggut 58 Orang, PM Inggris Akui Gagal

Minggu, 18 Juni 2017 - 04:36 WIB
Tragedi Apartemen London Diduga Renggut 58 Orang, PM Inggris Akui Gagal
Tragedi Apartemen London Diduga Renggut 58 Orang, PM Inggris Akui Gagal
A A A
LONDON - Tragedi kebakaran yang melanda apartemen Grenfell Tower di London beberapa hari lalu dikhawatirkan merenggut hingga 58 orang. Perdana Menteri Inggris Theresa May mengakui bahwa pemerintah gagal merespons musibah itu.

Penanganan pemerintah yang dianggap lamban telah membuat warga penghuni apartemen marah. PM May menemui para warga yang marah dan berjanji mengawasi pemulihan kondisi para korban yang selamat.

Demo warga atas penanganan pemerintah terkait kebakaran di Grenfell Tower yang memasuki hari kedua pada hari Sabtu, kemarin. Para demonstran yang dikawal polisi meneriakkan kecaman terhadap PM May atas lambatnya respons pemerintah sehingga korban tewas begitu banyak. ”Malu pada Anda," teriak para demonstran.

May yang terusik dengan demo warga korban kebakaran di apartemen tersebut akhirnya merespons protes. ”Tanggapan dari Layanan Darurat, Layanan Kesehatan Nasional dan masyarakat telah heroik,” kata May dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Minggu (18/6/2017).

”Tapi, sejujurnya, dukungan untuk keluarga yang membutuhkan pertolongan atau informasi pokok pada jam awal setelah bencana mengerikan ini tidak cukup baik,” ujar May.

Komandan Polisi London Stuart Cundy mengatakan, perkiraan korban tewas yang diduga menembus 58 orang ini mengacu pada jumlah korban tewas dan hilang. Apartemen 24 lantai itu ludes terbakar pada Rabu dini hari.

”Sayangnya saat ini, ada 58 orang yang kami diberitahu berada di Grenfell Tower pada malam itu yang hilang dan oleh karena itu sayangnya saya harus berasumsi bahwa mereka telah meninggal,” katanya.

Jika asumsi julah korban tewas itu terkonfirmasi, maka tragedy kebakaran di Grenfell Tower menjadi momok paling mematikan di London sejak Perang Dunia II. Jumlah korban tewas sebelumnya telah mencapai 30 orang.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4690 seconds (0.1#10.140)