Pemimpin Oposisi Rusia Ditangkap

MOSKOW - Pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, telah dijatuhi hukuman 30 hari setelah ditangkap atas pelanggaran administreasi. Navalny dianggap telah berulang kali melanggar undang-undang tentang melakukan aksi demonstrasi.

Dia ditahan di rumahnya di Moskow pada hari Senin, menjelang demonstrasi anti-korupsi di Rusia. Pengadilan di Moskow mengumumkan putusannya pada Senin malam, menolak tuntutan pengacara Alexei Navalny untuk menolak kasus tersebut seperti dikutip dari BBC, Selasa (13/6/2017).

Pemimpin oposisi berusia 41 tahun itu kemudian mengkonfirmasi hal ini dalam sebuah tweet di halaman Twitter-nya (dalam bahasa Rusia). Navalny, yang berniat untuk menjadi presiden Rusia tahun depan, dijadwalkan menghadiri demonstrasi yang tidak sah di ibukota tersebut pada hari Senin.

Navalny sebelumnya diberikan izin untuk mengadakan demonstrasi di Sakharova Avenue. Namun ia kemudian mengubah lokasi tanpa izin pada malam demonstrasi ke Tverskaya Street, dekat Kremlin.

Protes tersebut diajukan atas rencana pemerintah untuk menghancurkan blok apartemen era Soviet di kota tersebut. Izin diberikan untuk demonstrasi di 169 lokasi di seluruh negeri, beberapa di antaranya disiarkan langsung di saluran YouTube Navalny Live.

Protes tersebut bertepatan dengan serangkaian acara resmi, termasuk festival, konser dan demonstrasi militer, yang berlangsung di seluruh negeri untuk menandai Hari Rusia. Hari Rusia merupakan hari libur nasional yang didedikasikan untuk deklarasi kedaulatan tahun 1990.

Demonstrasi serupa yang dipimpin oleh Navalny pada bulan Maret menyebabkan ratusan penangkapan.

Protes tersebut merupakan yang terbesar sejak 2012, menarik ribuan orang termasuk remaja untuk berdemonstrasi di seluruh negeri. Mereka marah dengan sebuah laporan yang diterbitkan oleh Navalny yang menuduh Perdana Menteri Dmitry Medvedev melakukan korupsi.