Ide 'Ruang Muslim' di Australia untuk Luapkan Amarah Dikecam

Jum'at, 09 Juni 2017 - 07:54 WIB
Ide Ruang Muslim di...
Ide 'Ruang Muslim' di Australia untuk Luapkan Amarah Dikecam
A A A
MELBOURNE - Kelompok Islam di Australia mengajukan proposal atau usulan penciptaan “ruang kosong” bagi komunitasnya untuk membahas berbagai isu secara emosioal, termasuk dengan meluapkan amarah. Ide itu dikecam pemerintah dan memicu ketegangan.

Pemerintah negara bagian Victoria, Melbourne, mengecam dan menolak proposal itu.

Awal bulan ini, Dewan Islam Victoria (ICV) merekomendasikan agar parlemen mempertimbangkan kebutuhan dana proposal mengenai penciptaan ruang-ruang aman yang sangat dibutuhkan oleh pemuda Muslim.

Ruang itu untuk pertemuan dan membicarakan berbagai isu secara emosional. Di “ruang kosong” itu, mereka bisa terus terang dan bahkan menggunakan kata-kata yang di ruang publik akan terdengar meradang.

”Kami memiliki hubungan yang konstruktif dengan Dewan Islam Victoria, tapi mengusulkan untuk menciptakan ruang di mana orang bisa saja mengomel ini adalah ruang kebencian,” kata Daniel Andrews, perdana menteri negara bagian Victoria, dalam konferensi pers, kemarin.

”Gagasan bahwa Anda dapat selamat, tanpa dipantau, tanpa diciduk oleh pihak berwenang, terlibat dalam semua radikalisasi yang ingin disampaikan tidak masuk akal bagi saya,” ujarnya, yang dikutip dari Guardian, Jumat (9/7/2017).

Dia menegaskan bahwa pemerintah Victoria tidak akan memberikan dana untuk inisiatif semacam itu.

Sikap pemerintah ini muncul beberapa hari setelah seorang pria terbunuh dalam sebuah penyanderaan di sebuah apartemen di Melbourne yang oleh pihak berwenang dinyatakan sebagai insiden terorisme.

Pria bersenjata yang melakukan penyanderaan, Yacqub Khayre, membunuh seorang pria, melukai tiga petugas polisi dan menyandera seorang wanita. Dia akhirnya ditembak mati oleh polisi.

Menanggapi komentar Andrews, juru bicara ICV Adel Salman mengatakan dewan tersebut tidak menganggap proposal mereka sebagai hal yang kontroversial. Alasannya, praktik tersebut telah digunakan untuk membantu kaum muda di seluruh dunia.

”Ini tentang praktik yang baik karena kaum muda memerlukan jalan untuk mengekspresikan pandangan mereka di lingkungan yang aman, di mana mereka merasa pandangan mereka dihargai, di mana mereka dapat ditantang dengan hormat dan pandangan dipaparkan balik,” ujarnya.

ICV mengklaim mewakili lebih dari 180.000 Muslim di Victoria. Komunitas ini juga mengklaim tidak mendukung intoleransi agama dalam bentuk Islamofobia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6055 seconds (0.1#10.140)