Perang Sistem Anti Rudal: China Kembangkan Rudal Ultrafast
A
A
A
BEIJING - Media China melaporkan bahwa negari Tirai Bambu itu telah mengembangkan pencegat rudal ultrafast. Sistem senjata pertahanan ini sebelumnya diklaim hanya milik Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC) mengumumkan bahwa pihaknya mengembangkan pencegat rudal ultrafast yang mampu menghancurkan rudal 10 kali lebih cepat dari peluru. Rudal ini juga mampu terbang dengan ketinggian puluhan kilometer. Begitu laporan yang ditulis surat kabar China Daily.
China Daily menulis sebuah tim ilmuwan dan insinyur dari Akademi Kedua CASIC di Beijing, dengan usia rata-rata 32 tahun, mengembangkan rudal pertahanan kedirgantaraan generasi baru. Rudal ini menggabungkan teknologi kedirgantaraan yang paling canggih dan digambarkannya sebagai salah satu pembangunan militer strategis China seperti dikutip dari Sputniknews, Sabtu (3/6/2017).
China Daily mengklaim bahwa senjata baru ini sangat rumit dan sulit dikembangkan sehingga hanya Rusia dan AS yang memiliki teknologi semacam itu sebelumnya.
Namun, artikel tersebut tidak menentukan parameter yang tepat dari rudal yang bisa dicegatnya. Sejumlah pihak menafsirkan ketinggian puluhan kilometer bisa berarti 10 sampai 100 km tinggi. Sementara 10 kali lebih cepat dari peluru diartikan kecepatan rudal tersebut setidaknya 12.000 km/jam, seperti peluru pistol, yang paling lambat dari semua, biasanya kecepatannya sekitar 1.200 km/jam, menurut China.org.cn.
Mengingat kecepatan 1.200 km/jam kira-kira kecepatan suara, maka dengan kecepatan yang diperkirakan mencapai 12.000 km/jam lebih dari 10 kali kecepatan suara. Kecepatan ini melampaui rudal Zirkon yang dikembangkan Rusia dimana kecepatan maksimumnya antara Mach 6 dan Mach 8, menurut berbagai sumber.
Prototipe rudal Boeing X-51 milik AS dalam pengembangan telah mencapai kecepatan Mach 5 sampai Mach 6. Sementara pendahulunya, pesawat tak berawak X-43 NASA, membuat rekor kecepatan untuk pesawat jet bertenaga 11.850 km/jam atau Mach 9.6, sebelum program itu berakhir.
Oleh karena itu, spesifikasi tersirat China, jika tidak mungkin tidak sama dan bisa jadi sangat mungkin sedikit berlebihan.
Dua hari sebelumnya, China dan Rusia mengecam AS karena menguji sistem pencegat rudalnya sendiri. Rudal itu ditembakkan dari Vandenberg Air Force Base di California dan berhasil menghancurkan sebuah tiruan ICBM yang diluncurkan dari Situs Uji Reagan di Atol Kwajalein di Pasifik.
China Aerospace Science and Industry Corporation (CASIC) mengumumkan bahwa pihaknya mengembangkan pencegat rudal ultrafast yang mampu menghancurkan rudal 10 kali lebih cepat dari peluru. Rudal ini juga mampu terbang dengan ketinggian puluhan kilometer. Begitu laporan yang ditulis surat kabar China Daily.
China Daily menulis sebuah tim ilmuwan dan insinyur dari Akademi Kedua CASIC di Beijing, dengan usia rata-rata 32 tahun, mengembangkan rudal pertahanan kedirgantaraan generasi baru. Rudal ini menggabungkan teknologi kedirgantaraan yang paling canggih dan digambarkannya sebagai salah satu pembangunan militer strategis China seperti dikutip dari Sputniknews, Sabtu (3/6/2017).
China Daily mengklaim bahwa senjata baru ini sangat rumit dan sulit dikembangkan sehingga hanya Rusia dan AS yang memiliki teknologi semacam itu sebelumnya.
Namun, artikel tersebut tidak menentukan parameter yang tepat dari rudal yang bisa dicegatnya. Sejumlah pihak menafsirkan ketinggian puluhan kilometer bisa berarti 10 sampai 100 km tinggi. Sementara 10 kali lebih cepat dari peluru diartikan kecepatan rudal tersebut setidaknya 12.000 km/jam, seperti peluru pistol, yang paling lambat dari semua, biasanya kecepatannya sekitar 1.200 km/jam, menurut China.org.cn.
Mengingat kecepatan 1.200 km/jam kira-kira kecepatan suara, maka dengan kecepatan yang diperkirakan mencapai 12.000 km/jam lebih dari 10 kali kecepatan suara. Kecepatan ini melampaui rudal Zirkon yang dikembangkan Rusia dimana kecepatan maksimumnya antara Mach 6 dan Mach 8, menurut berbagai sumber.
Prototipe rudal Boeing X-51 milik AS dalam pengembangan telah mencapai kecepatan Mach 5 sampai Mach 6. Sementara pendahulunya, pesawat tak berawak X-43 NASA, membuat rekor kecepatan untuk pesawat jet bertenaga 11.850 km/jam atau Mach 9.6, sebelum program itu berakhir.
Oleh karena itu, spesifikasi tersirat China, jika tidak mungkin tidak sama dan bisa jadi sangat mungkin sedikit berlebihan.
Dua hari sebelumnya, China dan Rusia mengecam AS karena menguji sistem pencegat rudalnya sendiri. Rudal itu ditembakkan dari Vandenberg Air Force Base di California dan berhasil menghancurkan sebuah tiruan ICBM yang diluncurkan dari Situs Uji Reagan di Atol Kwajalein di Pasifik.
(ian)