Indonesia Berharap Semakin Banyak Negara Ratifikasi Perjanjian NPT
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia berharap semakin banyak negara, khususnya negara pemilik senjata nuklir untuk meratifikasi perjanjian nonproliferasi nuklir (NPT). Banyak keuntungan dari hal ini, salah satunya adalah menekan negara nuklir yang masih menolak meratifikasi perjanjian itu.
Mantan Perwakilan Tetap Indonesia untuk badan PBB di Wina, Austria, Rahmat Budiman menuturkan walaupun hal ini sulit, tapi Indonesia harus terus bersikap positif. Indonesia harus terus berusaha agar semakin banyak negara yang meratifikasi perjanjian tersebut.
"Apapun kita harus positif, ini kan ada dua hal pemberlakuan dan universalitas. Dengan semakin banyaknya yang tergabung, kan dia nanti menjadi terpencil sendiri, akan menjadi yang aneh sendiri. Dorongan-dorongan semacam itu yang harus dilakukan. Lebih dari itu apa? Jadi untuk terus memperlihatkan bahaya-bahaya, dan untuk menekankan kepentingan untuk maksud damai itu," tutur Rahmat.
"Memang kalau idealisnya itu tidak ada senjata nuklir di dunia. Tapi realitasnya kan seperti ini, mau tidak mau. Jadi kita lakukan adalah bagaimana pentingnya menggarisbawahi pentingnya nuklir untuk tujuan damai," sambungnya, Jakarta, Rabu (17/5/2017).
Sementara itu ketika ditanya apakah ada mekanisme lain untuk mendesak negara-negara tersebut meratifikasi perjanjian itu, dia mengatakan ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan. Ia lanats menyebut, satu hal yang terpenting adalah semua pihak terus berusaha untuk mendorong semakin banyak negara meratifikasi perjanjian tersebut.
"Sekarang yang negara-negara coba, NPT kan lebih kepada non proliferasi bukan pada pelarangan. CTBT itu juga mengenai pelarangan terhadap tesnya, tapi bukan pelarangan pada kepemilikan. Kita sedang berupaya manalagi nih?" katanya.
"Nah upaya itulah yang sekarang membuat suatu legaly binding, instrumen-instrumen yang nantinya mendelegitimasi keberadaan senjata nuklir, pelarangan senjata nuklir, penggunaan, semua. Itu upaya yang terus dilakukan, kalau diam saja yah. Nanti apakah efektif atau tidak itu kan pertanyaan, efektif atau tidak itu harus kita lakukan, hasilnya nanti baru kita ketahui efektif atau tidak. Tapi secara moral harus kita lakukan," tukasnya.
Mantan Perwakilan Tetap Indonesia untuk badan PBB di Wina, Austria, Rahmat Budiman menuturkan walaupun hal ini sulit, tapi Indonesia harus terus bersikap positif. Indonesia harus terus berusaha agar semakin banyak negara yang meratifikasi perjanjian tersebut.
"Apapun kita harus positif, ini kan ada dua hal pemberlakuan dan universalitas. Dengan semakin banyaknya yang tergabung, kan dia nanti menjadi terpencil sendiri, akan menjadi yang aneh sendiri. Dorongan-dorongan semacam itu yang harus dilakukan. Lebih dari itu apa? Jadi untuk terus memperlihatkan bahaya-bahaya, dan untuk menekankan kepentingan untuk maksud damai itu," tutur Rahmat.
"Memang kalau idealisnya itu tidak ada senjata nuklir di dunia. Tapi realitasnya kan seperti ini, mau tidak mau. Jadi kita lakukan adalah bagaimana pentingnya menggarisbawahi pentingnya nuklir untuk tujuan damai," sambungnya, Jakarta, Rabu (17/5/2017).
Sementara itu ketika ditanya apakah ada mekanisme lain untuk mendesak negara-negara tersebut meratifikasi perjanjian itu, dia mengatakan ada sejumlah upaya yang bisa dilakukan. Ia lanats menyebut, satu hal yang terpenting adalah semua pihak terus berusaha untuk mendorong semakin banyak negara meratifikasi perjanjian tersebut.
"Sekarang yang negara-negara coba, NPT kan lebih kepada non proliferasi bukan pada pelarangan. CTBT itu juga mengenai pelarangan terhadap tesnya, tapi bukan pelarangan pada kepemilikan. Kita sedang berupaya manalagi nih?" katanya.
"Nah upaya itulah yang sekarang membuat suatu legaly binding, instrumen-instrumen yang nantinya mendelegitimasi keberadaan senjata nuklir, pelarangan senjata nuklir, penggunaan, semua. Itu upaya yang terus dilakukan, kalau diam saja yah. Nanti apakah efektif atau tidak itu kan pertanyaan, efektif atau tidak itu harus kita lakukan, hasilnya nanti baru kita ketahui efektif atau tidak. Tapi secara moral harus kita lakukan," tukasnya.
(ian)