Korut Desak Penyerahan Sosok yang Berecana Bunuh Kim Jong-un
A
A
A
PYONGYANG - Korea Utara (Korut) mendesak penyerahan sosok yang diduga berencana melakukan pembunuhan terhadap pemimpin mereka, Kim Jong-un. Kantor berita Korut, KCNA, pekan lalu menyebut badan intelijen Amerika Serikat (AS) atau CIA, dan badan intelijen Korea Selatan (Korsel) berencana membunuh Jong-un dengan senjata kimia.
"Kantor Kejaksaan Agung akan meminta penyerahan para penjahat tersebut dan mengadili mereka berdasarkan undang-undang yang relevan," kata Menteri Luar Negeri Korut, Han Song Ryol, seperti dilansir Reuters pada Kamis (11/5).
"Kami menegaskan pendirian dan prinsip dari pemerintah untuk mengetahui semua maniak teroris dan tanpa ampun menghapusnya," sambungnya dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya diwartakan, Kementerian Keamanan Negara Korut mengatakan, CIA dan IS menggunakan jaringan teroris untuk menjalankan rencananya itu. Salah satu orang yang terlibat dalam rencana pembunuhan itu diidentifikasi dengan nama pendek “Kim”, seorang pekerja kayu yang disuap oleh CIA saat bekerja di Rusia pada bulan Juni 2014.
Kim disebut telah menerima lebih dari USD20.000 dari agen Korsel sebanyak dua kali dan dilaporkan berencana untuk menyerang pemimpin Korut di sebuah acara publik di Pyongyang. Sel teroris tersebut diduga berencana menggunakan racun kimia yang tidak diungkap.
”Agen intelijen mengatakan kepadanya, bahwa pembunuhan dengan menggunakan zat biokimia termasuk zat radioaktif dan zat beracun nano adalah metode terbaik yang tidak memerlukan akses ke sasaran, hasil mematikan akan muncul setelah 6 atau 12 bulan,” kata kementerian itu dalam laporannya.
"Kantor Kejaksaan Agung akan meminta penyerahan para penjahat tersebut dan mengadili mereka berdasarkan undang-undang yang relevan," kata Menteri Luar Negeri Korut, Han Song Ryol, seperti dilansir Reuters pada Kamis (11/5).
"Kami menegaskan pendirian dan prinsip dari pemerintah untuk mengetahui semua maniak teroris dan tanpa ampun menghapusnya," sambungnya dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya diwartakan, Kementerian Keamanan Negara Korut mengatakan, CIA dan IS menggunakan jaringan teroris untuk menjalankan rencananya itu. Salah satu orang yang terlibat dalam rencana pembunuhan itu diidentifikasi dengan nama pendek “Kim”, seorang pekerja kayu yang disuap oleh CIA saat bekerja di Rusia pada bulan Juni 2014.
Kim disebut telah menerima lebih dari USD20.000 dari agen Korsel sebanyak dua kali dan dilaporkan berencana untuk menyerang pemimpin Korut di sebuah acara publik di Pyongyang. Sel teroris tersebut diduga berencana menggunakan racun kimia yang tidak diungkap.
”Agen intelijen mengatakan kepadanya, bahwa pembunuhan dengan menggunakan zat biokimia termasuk zat radioaktif dan zat beracun nano adalah metode terbaik yang tidak memerlukan akses ke sasaran, hasil mematikan akan muncul setelah 6 atau 12 bulan,” kata kementerian itu dalam laporannya.
(esn)