Dikhawatirkan Dipakai Nyontek, Calon Mahasiswi India Dipaksa Lepas Bra

Selasa, 09 Mei 2017 - 16:50 WIB
Dikhawatirkan Dipakai...
Dikhawatirkan Dipakai Nyontek, Calon Mahasiswi India Dipaksa Lepas Bra
A A A
NEW DELHI - Seorang calon mahasiswi di India dipaksa melepas bra karena khawatir dipakai untuk menyontek saat ujian masuk.sebuah perguruan tinggi. Aturan ketat dan kontroversial itu dikeluarkan penyelenggaran ujian masuk fakultas kedokteran di kampus tersebut.

Pelajar tersebut kaget karena dipaksa melepas bra yang dia kenakan beberapa menit sebelum ujian dimulai. Padahal, dalam aturan bra tidak masuk daftar pakaian yang dilarang diapakai selama ujian berlangsung.

Beberapa pakaian yang sebenarnya dilarang antara lain, pakaian gelap, lengan panjang, bros, lencana, sepatu tertutup dan kaus kaki.

Calon mahasiswi yang meminta tak diidentifikasi itu mengatakan kepada media setempat bahwa dia awalnya berada di lokasi tes masuk perguruan tinggi untuk fakultas kedokteran di negara bagian Kerala pada hari Minggu. Namun, saat melewati pemeriksaan keamanan tiba-tiba detektor logam berbunyi.

”Pada saat itu, mereka (petugas) mengatakan bahwa tanpa mengeluarkan innerwear saya, saya tidak bisa memasuki ruang ujian karena itu (kait bra) terbuat dari logam. Jadi, saya melepas bra saya di sana dan memberikannya kepada ibu saya, dia sedang menunggu di luar,” kata mahasiswi itu kepada NDTV.

Gara-gara aturan kontroversial itu, dia kehilangan semua kepercayaan diri dan ketenangan ”saat diminta untuk melepasnya di depan semua orang”.

Orang tua calon mahasiswi lain juga membenarkan bahwa putrinya juga terpaksa melepaskan kancing busana jinsnya setelah memicu bunyi detektor logam di pintu masuk pemeriksaan.

”Dia dikirim kembali (ke saya), dia kembali dan mengatakan kepada saya 'Papa, kancing jins harus dilepas, kancingnya adalah barang yang tidak pantas'. Segera saya melepas kancingnya,” kata ayah mahasiswi itu kepada NDTV.

"Lalu saya pergi ke toko sekitar tiga kilometer dari pusat ujian dan membeli gaun baru untuknya setelah toko dibuka,” ujar ayah tersebut.

Rektor perguruan tinggi setempat, Jalaluddin K, mengatakan bahwa dia tidak menyadari dampak yang dirasakan para calon mahasiswi gara-gara aturan itu. Menurutnya, aturan pihak kampus sudah sesuai.

”Kami memiliki petunjuk yang jelas bahwa jika detektor logam itu berbunyi bip, tidak ada yang bisa diizinkan masuk. Kapan pun itu berbunyi, kami menyuruh (calon) mahasiswa untuk melepas apa yang mereka miliki,” kata Jalaluddin.

Kecurangan dalam ujian sudah umum terjadi di India, termasuk membayar suap besar untuk membeli kunci jawaban.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1190 seconds (0.1#10.140)