Kim Jong-un Dicap Diktator Lemah, Jika Tewas Dinasti Kim Tamat

Kamis, 27 April 2017 - 14:57 WIB
Kim Jong-un Dicap Diktator Lemah, Jika Tewas Dinasti Kim Tamat
Kim Jong-un Dicap Diktator Lemah, Jika Tewas Dinasti Kim Tamat
A A A
WASHINGTON - Semakin banyak elite Korea Utara (Korut) berpikir Kim Jong-un adalah diktator yang lemah. Penilaian itu diterbitkan Rand Corp, Kamis (27/4/2017) mengutip para pejabat senior Pyongyang yang telah membelot.

”Kim Jong-un dipandang para elite sebagai pemimpin yang tidak efektif dan bukan pemimpin yang sangat baik,” kata Bruce Bennett, analis pertahanan senior di organisasi riset Rand Corp.

”Selain senjata dan rudal balistik rezim Korut ini, Kim Jong-un benar-benar tidak memiliki banyak hal diandalkan,” ujar Bennett, yang mencatat kejadian terakhir seperti pembunuhan kakak tirinya, Kim Jong-nam, di Kuala Lumpur, menunjukkan bagaimana pemimpin Pyongyang itu paranoid.

Jika Kim Jong-un tiba-tiba tewas, kata Bennett, para elite Korut kemungkinan tidak akan memilih penggantinya dari keluarga Kim. Artinya, jika itu terjadi dominasi dinasti Kim selama lebih dari separuh abad di Korut akan tamat.

”Para elite Korut telah banyak berubah menjadi pengusaha,” kata Bennett. ”Mereka akan membangun ekonomi seperti China yang telah dilakukan oleh orang-orangnya.”

Lebih dari dua pertiga perdagangan di Korut melibatkan China. Sehingga Beijing telah memberi pengaruh ekonomi yang signifikan terhadap negara “nakal” tersebut.

Pada saat yang sama, pihak berwenang China tidak ingin Korut “meledak” karena kemungkinan akan memicu krisis pengungsi ke wilayah timur laut China yang sedang berjuang secara ekonomi.

Para pemimpin Korea Selatan telah mendukung penyatuan Semenanjung Korea, namun tidak efektif karena Korut menentangnya.

Dari wawancara dan hasil penelitiannya, Bennett percaya bahwa kedua belah pihak dapat secara efektif mempersiapkan penyatuan dengan memperbaiki kebijakan di lima bidang. Di antaranya, keamanan dan keamanan individu, posisi individu, kekayaan, keamanan dan posisi keluarga serta kepentingan sosial.

”Penyatuan yang damai bisa berarti menjadi akhir dari ancaman nuklir Korea Utara terutama jika secara ekonomi berkembang,” kata Bennett.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6007 seconds (0.1#10.140)