AS Bakal Paksa Korut Duduk di Meja Perundingan
Kamis, 20 April 2017 - 10:21 WIB

AS Bakal Paksa Korut Duduk di Meja Perundingan
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri sekaligus Sekretaris Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson mengatakan, Pemerintahan Trump sedang mencoba untuk memaksa pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un ke meja perundingan. Pernyataan Tillerson ini semakin memanaskan retorika tentang konfrontasi militer dengan Korut.
"Kami meninjau semua status Korut baik dalam hal negara sponsor atas terorisme, dan juga dengan segala cara lain, kami dapat membawa tekanan pada rezim Pyongyang untuk terlibat kembali dalam perundingan, namun terlibat kembali dalam perundingan dengan kami melalui sebuah pijakan yang berbeda dari pembicaraan sebelumnya yang telah diadakan, "kata Tillerson seperti dikutip dari CBS News, Kamis (20/4/2017).
Tillerson juga muncul untuk membuat draft persyaratan keterlibatan diplomatik tersebut, menunjukkan bahwa AS tidak akan menawarkan bantuan untuk konsesi bagi Korut seperti yang telah dilakukan pada masa lalu. Dalam perbandingan yang tajam, Tillerson menyebut kesepakatan nuklir era Obama hanya sebagai model membeli sebuah kekuatan yang memiliki ambisi nuklir dan menolaknya sebagai cara yang gagal untuk mendekati Iran dan Korut.
Sebelumnya, AS dan Korut menjadi pihak-pihak dalam perundingan multinasional yang juga diikuti oleh Korea Selatan (Korsel), Jepang, Rusia, dan China. Namun, Korut kemudian menarik diri pada bulan April 2009 dan melancarkan uji coba nuklir Mei tahun 2009.
Baik AS dan Korut telah terlibat perang retorika menyusul peluncuran rudal pada akhir pekan lalu.
Korut telah mempercepat uji coba nuklir dan rudal dalam beberapa tahun terakhir, meskipun menuai kecaman internasional dan sanksi PBB. Tujuannya adalah untuk dapat menempatkan hulu ledak nuklir pada rudal balistik antarbenua yang bisa mencapai target di seluruh dunia, termasuk AS.
"Kami meninjau semua status Korut baik dalam hal negara sponsor atas terorisme, dan juga dengan segala cara lain, kami dapat membawa tekanan pada rezim Pyongyang untuk terlibat kembali dalam perundingan, namun terlibat kembali dalam perundingan dengan kami melalui sebuah pijakan yang berbeda dari pembicaraan sebelumnya yang telah diadakan, "kata Tillerson seperti dikutip dari CBS News, Kamis (20/4/2017).
Tillerson juga muncul untuk membuat draft persyaratan keterlibatan diplomatik tersebut, menunjukkan bahwa AS tidak akan menawarkan bantuan untuk konsesi bagi Korut seperti yang telah dilakukan pada masa lalu. Dalam perbandingan yang tajam, Tillerson menyebut kesepakatan nuklir era Obama hanya sebagai model membeli sebuah kekuatan yang memiliki ambisi nuklir dan menolaknya sebagai cara yang gagal untuk mendekati Iran dan Korut.
Sebelumnya, AS dan Korut menjadi pihak-pihak dalam perundingan multinasional yang juga diikuti oleh Korea Selatan (Korsel), Jepang, Rusia, dan China. Namun, Korut kemudian menarik diri pada bulan April 2009 dan melancarkan uji coba nuklir Mei tahun 2009.
Baik AS dan Korut telah terlibat perang retorika menyusul peluncuran rudal pada akhir pekan lalu.
Korut telah mempercepat uji coba nuklir dan rudal dalam beberapa tahun terakhir, meskipun menuai kecaman internasional dan sanksi PBB. Tujuannya adalah untuk dapat menempatkan hulu ledak nuklir pada rudal balistik antarbenua yang bisa mencapai target di seluruh dunia, termasuk AS.
(ian)