Ulama Top Turki Turut Kecam Serangan Bom Gereja di Mesir
Senin, 10 April 2017 - 19:34 WIB

Ulama Top Turki Turut Kecam Serangan Bom Gereja di Mesir
A
A
A
ANKARA - Seorang ulama terkemuka di Turki, Mehmet Gormez melemparkan kecaman keras atas serangan terhadap dua gereja Kristen Koptik di Mesir, kemarin. Serangan itu menewaskan 44 orang, dan melukai puluhan lainnya.
Ulama yang juga menjabat sebagai Kepala Departemen Agama Turki dalam sebuah pernyataan tertulis mengatakan, tempat ibadah tidak diragukan lagi sama pentingnya dengan imunitas pribadi.
"Saya mengutuk serangan teroris keji di Tanta dan Alexandria, Mesir. Saya juga mengucapkan belangsungkawa kepada korban dan keluarga korban," kata Gormez, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (10/4).
"Tidak bisa diganggu gugat, tempat ibadah agama apapun adalah tempat suci yang tidak boleh dilanggar kesuciannya. Pembunuhan terhadap mereka yang sedang berdoa adalah sesuatu yang tidak bisa dimaafkan," sambungnya.
Dia juga mengatakan serangan tersebut tidak ada hubungannya dengan Islam, dan memperingatkan orang-orang terhadap propaganda dimaksudkan untuk menabur perselisihan antara agama yang berbeda.
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi sendiri telah mengumumkan situasi darurat paska adanya serangan tersebut. Situasi darurat ini akan berlaku di Mesir untuk kurun waktu tiga bulan ke depan.
Ulama yang juga menjabat sebagai Kepala Departemen Agama Turki dalam sebuah pernyataan tertulis mengatakan, tempat ibadah tidak diragukan lagi sama pentingnya dengan imunitas pribadi.
"Saya mengutuk serangan teroris keji di Tanta dan Alexandria, Mesir. Saya juga mengucapkan belangsungkawa kepada korban dan keluarga korban," kata Gormez, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (10/4).
"Tidak bisa diganggu gugat, tempat ibadah agama apapun adalah tempat suci yang tidak boleh dilanggar kesuciannya. Pembunuhan terhadap mereka yang sedang berdoa adalah sesuatu yang tidak bisa dimaafkan," sambungnya.
Dia juga mengatakan serangan tersebut tidak ada hubungannya dengan Islam, dan memperingatkan orang-orang terhadap propaganda dimaksudkan untuk menabur perselisihan antara agama yang berbeda.
Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi sendiri telah mengumumkan situasi darurat paska adanya serangan tersebut. Situasi darurat ini akan berlaku di Mesir untuk kurun waktu tiga bulan ke depan.
(esn)