Swiss Izinkan Pendukung PKK Gelar Aksi, Turki Murka

Minggu, 26 Maret 2017 - 22:25 WIB
Swiss Izinkan Pendukung PKK Gelar Aksi, Turki Murka
Swiss Izinkan Pendukung PKK Gelar Aksi, Turki Murka
A A A
ANKARA - Menteri Kehakiman Turki, Bekir Bozdag melemparkan kecaman keras terhadap Swiss karena telah mengizinkan pendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK) menggelar aksi demonstrasi di Bern. Aksi demonstrasi yang menolak referendum Turki dan mengecam Presiden Turki Tayyip Erdogan tersebut berlangsung kemarin.
Aksi demonstrai itu diketahui terjadi di depan gedung Parlemen Swiss. Saat itu, ratusan pendukung PKK membawa poster berisi seruan untuk membunuh Erdogan dan foto Erdogan dengan pistol menempel di kepalanya.
Bozdag dengan tegas menyebut aksi ini merupakan aksi teror terhadap Turki dan upaya serius untuk menganggu proses referendum yang akan digelar Turki. Dia kemudian mengatakan sangat menyayangkan sikap permisif yang ditampilkan oleh pemerintah dan aparat keamanan Swiss terhadap aksi ini.
"Polisi Swiss tidak melakukan apa-apa untuk mencegah "serangan teror ini" dan memperbolehkan spanduk yang menyerukan kematian presiden suatu negara. Sebaliknya, polisi memastikan keselamatan para demonstran sehingga mereka dapat dengan aman melakukan serangan teroris ini. Ini adalah kesalahan besar," ucap Bozdag.
"Sayangnya ini melanggar konvensi diplomatik. Ini juga berarti mencampuri urusan dalam negeri Turki menjelang referendum. Pemerintah Swiss juga telah menghancurkan nilai-nilai Eropa," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Minggu (26/3).
Bozdag dalam kesempatan yang sama turut menyerukan kepada dunia internasional untuk bersatu melawan kelompok teroris. Dia menegaskan tidak ada kelompok teroris yang baik, semua kelompok teroris merupakan penjahat.
"Tidak ada hal seperti seorang teroris yang baik atau kelompok teroris yang baik. Tapi seperti yang kita lihat, beberapa negara Eropa membedakan antara teroris dan organisasi teror. Mereka memberikan perlindungan tingkat tinggi untuk organisasi teroris anti-Turki, dan anggota mereka. Banyak teroris seperti ini tinggal di Swiss dan beberapa negara Barat lainnya," tukasnya.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6279 seconds (0.1#10.140)