Turki-Rusia Bahas Rencana Pembelian S-400
A
A
A
MOSKOW - Turki dan Rusia saat ini dilaporkan tengah membahas mengenai rencana pembelian sistem pertahanan udara S-400. Sistem pertahanan udara ini disebut-sebut sebagai salah satu yang paling canggih saat ini.
"Mereka (Turki) sangat tertarik untuk membeli sistem pertahanan udara ini," ucap asisten Presiden Rusia untuk kerjasama teknis militer, Vladimir Kozhin, seperti dilansir radiofreeeurope pada Jumat (24/3).
Terkait dengan persayaratan untuk berbagi teknologi jika melakukan kerjasama dengan anggota NATO, Kozhin menyatakan tidak mempersalahkan hal tersebut. Ini dikarenakan, meskipun canggih, Rusia menilai S-400 adalah model lama, yang akan digantikan dalam waktu dekat.
"S-500 sedang dikembangkan, dan dalam beberapa tahun akan dipasok ke Tentara Rusia. Selain itu, masing-masing negara mengasumsikan kewajiban apa yang bisa dan tidak bisa lakukan dengan senjata yang mereka beli. Kami melihat ini dengan sangat hati-hati," sambungnya.
Kozhin kemudian berpendapat, sanksi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) terhadap Rusia tidak punya banyak berpengaruh pada penjualan senjata Rusia. Dimana menurutnya senjata Rusia tetap diminati di seluruh dunia karena memiliki harga yang lebih baik.
Ia menambahkan, Rusia telah mengurangi ketergantungannya terhadap perlengkapan senjata buatan Ukraina karena ketegangan meletus pada tahun 2014, khususnya yang berkaitan dengan mesin untuk helikopter dan kapal Angkatan Laut.
"Mereka (Turki) sangat tertarik untuk membeli sistem pertahanan udara ini," ucap asisten Presiden Rusia untuk kerjasama teknis militer, Vladimir Kozhin, seperti dilansir radiofreeeurope pada Jumat (24/3).
Terkait dengan persayaratan untuk berbagi teknologi jika melakukan kerjasama dengan anggota NATO, Kozhin menyatakan tidak mempersalahkan hal tersebut. Ini dikarenakan, meskipun canggih, Rusia menilai S-400 adalah model lama, yang akan digantikan dalam waktu dekat.
"S-500 sedang dikembangkan, dan dalam beberapa tahun akan dipasok ke Tentara Rusia. Selain itu, masing-masing negara mengasumsikan kewajiban apa yang bisa dan tidak bisa lakukan dengan senjata yang mereka beli. Kami melihat ini dengan sangat hati-hati," sambungnya.
Kozhin kemudian berpendapat, sanksi Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) terhadap Rusia tidak punya banyak berpengaruh pada penjualan senjata Rusia. Dimana menurutnya senjata Rusia tetap diminati di seluruh dunia karena memiliki harga yang lebih baik.
Ia menambahkan, Rusia telah mengurangi ketergantungannya terhadap perlengkapan senjata buatan Ukraina karena ketegangan meletus pada tahun 2014, khususnya yang berkaitan dengan mesin untuk helikopter dan kapal Angkatan Laut.
(esn)