Jerman Izinkan Pendukung PKK Gelar Aksi, Turki Murka
A
A
A
ANKARA - Turki mengaku marah dengan sikap Jerman yang telah mengizinkan ribuan pendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK) melakukan aksi di Jerman. Aksi untuk memprotes referendum di Turki itu berlangsung di kota Frankfurt.
Juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin menyatakan, pihaknya mengutuk dengan bahasa paling keras dengan adanya aksi ini. Dia juga menyebut Jerman telah pilih kasih karena telah melarang pejabat Turki untuk berkampanye di Jerman, tapi memberikan izin pendukung PKK untuk menggelar aksi protes.
"Presiden Tayyip Edogan mengutuk dalam istilah terkuat mengenai fakta aksi demonstrasi tersebut telah diizinkan untuk dilaksanakan," kata Kalin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir PressTv pada Minggu (19/3).
Dia kemudian mengatakan, apa yang terjadi di Frankfurt menunjukkan beberapa negara Uni Eropa (UE) memang secara aktif bekerja demi sebuah suara "tidak" dalam referendum yang akan digelar di Turki, bulan depan.
Kecaman serupa juga disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Turki. Kemlu Turki mengatakan, toleransi Jerman terhadap aksi dengan simbol-simbol dari kelompok yang dianggap sebagai kelompok teror adalah contoh terburuk dari standar ganda.
Setidaknya 30 ribu warga Kurdi, dimana mayoritas adalah pendukung PKK terlibat dalam aksi tersebut. Para warga Kurdi tersebut meneriakan slogan "Demokrasi di Turki" dan juga "Tidak untuk refendum". Mereka juga membawa sejumlah poster yang berisi nada penolakan terhadap Presiden Turki Tayyip Erdogan.
Juru bicara kepresidenan Turki, Ibrahim Kalin menyatakan, pihaknya mengutuk dengan bahasa paling keras dengan adanya aksi ini. Dia juga menyebut Jerman telah pilih kasih karena telah melarang pejabat Turki untuk berkampanye di Jerman, tapi memberikan izin pendukung PKK untuk menggelar aksi protes.
"Presiden Tayyip Edogan mengutuk dalam istilah terkuat mengenai fakta aksi demonstrasi tersebut telah diizinkan untuk dilaksanakan," kata Kalin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir PressTv pada Minggu (19/3).
Dia kemudian mengatakan, apa yang terjadi di Frankfurt menunjukkan beberapa negara Uni Eropa (UE) memang secara aktif bekerja demi sebuah suara "tidak" dalam referendum yang akan digelar di Turki, bulan depan.
Kecaman serupa juga disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Turki. Kemlu Turki mengatakan, toleransi Jerman terhadap aksi dengan simbol-simbol dari kelompok yang dianggap sebagai kelompok teror adalah contoh terburuk dari standar ganda.
Setidaknya 30 ribu warga Kurdi, dimana mayoritas adalah pendukung PKK terlibat dalam aksi tersebut. Para warga Kurdi tersebut meneriakan slogan "Demokrasi di Turki" dan juga "Tidak untuk refendum". Mereka juga membawa sejumlah poster yang berisi nada penolakan terhadap Presiden Turki Tayyip Erdogan.
(esn)