Ketegangan Meningkat, Turki Kembalikan Sapi Belanda
A
A
A
ANKARA - Asosiasi Produsen Daging Merah Turki dilaporkan telah mengembalikan sapi yang diimpor dari Belanda. Ini merupakan babak baru dari ketegangan diplomatik antara Turki dan Belanda.
Kepala Asosiasi Produsen Daging Merah Turki Bulent Tunc, mengatakan konsinyasi simbolis 40 sapi Holstein Friesian sudah dikirim kembali ke Belanda. Dia menyebut akan lebih banyak sapi yang akan dikembalikan.
"Sapi Holstein Belanda telah menjadi sangat umum di negara kita. Tapi jenis ini mulai menyebabkan masalah serius. Di masa depan kita tidak ingin produk hewani dari Belanda. Gelombang pertama dari Holsteins telah dimuat dan kami akan mengirim mereka kembali," ucap Tunc, seperti dilansir MEMO pada Kamis (16/3).
Tunch menyebut jika Belanda menolak sapi itu dalam kondisi itu, maka Turki akan kembali mengirimkannya dalam konidisi terpotong. "Jika mereka (Belanda) tidak menerima sapi itu, maka kita akan mengembalikan dalam bentuk potongan," sambungnya.
Dia kemudian mengatakan Turki harus mulai fokus pada peternakan sapi sendiri, meski dia mengakui Turki tidak memiliki bibit sapi unggul.
Konflik antara Turki dan Belanda meletus sejak pekan lalu. Ini bermula saat terjadi insiden yang melibatkan dua Menteri Turki yang akan melakukan kampanye referendum di Belanda dengan otoritas Negeri Kincir Angin tersebut.
Kepala Asosiasi Produsen Daging Merah Turki Bulent Tunc, mengatakan konsinyasi simbolis 40 sapi Holstein Friesian sudah dikirim kembali ke Belanda. Dia menyebut akan lebih banyak sapi yang akan dikembalikan.
"Sapi Holstein Belanda telah menjadi sangat umum di negara kita. Tapi jenis ini mulai menyebabkan masalah serius. Di masa depan kita tidak ingin produk hewani dari Belanda. Gelombang pertama dari Holsteins telah dimuat dan kami akan mengirim mereka kembali," ucap Tunc, seperti dilansir MEMO pada Kamis (16/3).
Tunch menyebut jika Belanda menolak sapi itu dalam kondisi itu, maka Turki akan kembali mengirimkannya dalam konidisi terpotong. "Jika mereka (Belanda) tidak menerima sapi itu, maka kita akan mengembalikan dalam bentuk potongan," sambungnya.
Dia kemudian mengatakan Turki harus mulai fokus pada peternakan sapi sendiri, meski dia mengakui Turki tidak memiliki bibit sapi unggul.
Konflik antara Turki dan Belanda meletus sejak pekan lalu. Ini bermula saat terjadi insiden yang melibatkan dua Menteri Turki yang akan melakukan kampanye referendum di Belanda dengan otoritas Negeri Kincir Angin tersebut.
(esn)