Kapal Inggris Kandas di Raja Ampat dan Merusak Ekosistem Laut

Minggu, 12 Maret 2017 - 00:06 WIB
Kapal Inggris Kandas...
Kapal Inggris Kandas di Raja Ampat dan Merusak Ekosistem Laut
A A A
JAKARTA - Sebuah kapal pesiar Inggris, Caledonian Sky, yang berbendera Bahama kandas di wilayah kepulauan Raja Ampat, Papua. Kandasnya kapal itu telah merusak ekosistem bawah laut wilayah Indonesia yang terkenal indah.

Kapal berlayar ke wilayah yang berjarak 1.600 meter dari terumbu karang di Kepulauan Raja Ampat, pada 4 Maret lalu.

Kapal itu memiliki daya tampung 114 penumpang dan panjang 90 meter. Menurut Ricardo Tapilatu dari Pusat Penelitian Sumber Daya Laut Pasifik di Universitas Papua, mengatakan bahwa kapal ditarik kembali ke laut.

”Sebuah kapal tunda dari Kota Sorong dikirim untuk membantu menarik kapal pesiar, sesuatu yang seharusnya tidak terjadi karena kerusakan karang menjadi lebih buruk,” kata Tapilatu kepada The Guardian, yang dikutip Minggu (12/3/2017).

”Mereka harus menunggu air pasang,” lanjut dia. Penarikan kapal seberat 4.200 ton itu menyebabkan sesuatu hal yang lebih membahayakan salah satu ekosistem yang paling beragam di dunia,” imbuh Tapilatu.

Sementara itu, pihak perusahaan, Noble Caledonia, yang mengoperasikan kapal tersebut dalam sebuah pernyataan berkomitmen menyelidiki insiden kapal. ”Noble Caledonia secara tegas berkomitmen terhadap perlindungan lingkungan,” kata perusahaan operator kapal.

“Itulah sebabnya sangat penting bahwa alasan untuk itu sepenuhnya diselidiki, dipahami dan setiap pelajaran diambil dalam prosedur operasi,” lanjut perusahaan.

Tim evaluasi dari Indonesia yang bertugas menentukan biaya perbaikan terumbu karang telah meminta pihak perusahaan kapal membayar antara USD1.077 hingga USD1.650 untuk setiap kerusakan terumbu karang per meter persegi. Total yang harus dibayar perusahaan itu adalah USD2,6 juta atau sekitar Rp34,7 miliar.

Menurut Tapitalu, upaya menghidupkan kembali terumbu karang bisa memakan waktu satu dekade. ”Pemerintah telah melakukan pembicaraan tentang kompensasi dengan perusahaan kapal, dan saya optimistis bahwa ini tidak akan dibawa ke pengadilan," kata Tapilatu.

”Sayangnya, tidak akan ada langkah apa pun untuk perbaikan terumbu karang sampai kami mendapatkan uang,” papar Tapitalu. Kapal itu memulai perjalanan untuk 16 malam dari Papua Nugini ke Filipina. Kapal membawa 102 penumpang dan 79 awak.

Dalam pemeriksaan awal, para penyelam menyimpulkan bahwa stabilitas kapal tidak terganggu. Kapal Caledonian Sky dijadwalkan tiba di Manila pada 14 Maret mendatang.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1060 seconds (0.1#10.140)