Investigator Rusia: Lawan Sipil, Ukraina Pakai Rudal Pemusnah Massal
A
A
A
MOSKOW - Komite Investigasi Rusia menemukan bukti bahwa pasukan bersenjata Ukraina menggunakan senjata pemusanah massal terhadap warga sipil di Ukraina timur. Senjata pemusanah massal itu adalah rudal taktis Tochka-U.
”Kantor Komite Investigasi Rusia, yang berurusan dengan kejahatan yang melibatkan penggunaan sarana dan metode perang terlarang, telah menemukan bukti tak terbantahkan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina telah menggunakan senjata pemusnah massal, yaitu rudal taktis Tochka-U terhadap warga sipil dalam konflik di Ukraina timur,” kata Komite komite itu dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs resminya, Senin (13/2/2017).
Rudal taktis Tochka-U oleh NATO dinamai sebagai rudal SS-21 Scarab. Menurut komite tersebut, rudal taktis itu mampu membawa hulu ledak nuklir atau pun kimia.
”Menurut data penyelidikan, militer Ukraina menggunakan rudal yang dilengkapi dengan fragmentasi dan cluster berdaya ledak tinggi terhadap penduduk sipil dari Donbass,” lanjut laporan komite.
”Senjata seperti (Tochka-U) dapat diklasifikasikan sebagai senjata pemusnah massal, memiliki kekuatan destruktif yang sangat tinggi di wilayah yang luas. Mereka bertujuan untuk menyebabkan korban massal dan kerusakan ruang besar,” imbuh Komite Investigasi Rusia.
Para investigator Rusia itu memperoleh bukti bahwa militer Ukraina menggunakan rudal taktis Tochka-U terhadap sejumlah pemukiman di wilayah Lugansk, Novosvetlovka dan Ternovoye di distrik Krasnodon, Kota Rovenki dan desa di pinggiran Kota Yubileyniy.
”Penggunaan senjata tersebut menunjukkan bahwa pihak berwenang di Kiev mengejar tujuan kehancuran total penduduk dan infrastruktur di negara wilayah timur,” kata para investigator Rusia dalam kesimpulan laporannya, seperti dikutip Russia Today.
Sebagian besar sistem rudal Tochka-U berada di Ukraina setelah runtuhnya Uni Soviet. Menurut Komite Investigasi Rusia, senjata berbahaya itu adalah salah satu senjata yang paling kuat di gudang Angkatan Darat Ukraina.
Pemerintah Ukraina di Kiev belum merespons tuduhan dari Komite Investigasi Rusia. Konflik di Ukraina timur dalam beberapa pekan ini memanas lagi setelah sempat mereda beberapa bulan melalui kesepakatan gencatan senjata.
”Kantor Komite Investigasi Rusia, yang berurusan dengan kejahatan yang melibatkan penggunaan sarana dan metode perang terlarang, telah menemukan bukti tak terbantahkan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina telah menggunakan senjata pemusnah massal, yaitu rudal taktis Tochka-U terhadap warga sipil dalam konflik di Ukraina timur,” kata Komite komite itu dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs resminya, Senin (13/2/2017).
Rudal taktis Tochka-U oleh NATO dinamai sebagai rudal SS-21 Scarab. Menurut komite tersebut, rudal taktis itu mampu membawa hulu ledak nuklir atau pun kimia.
”Menurut data penyelidikan, militer Ukraina menggunakan rudal yang dilengkapi dengan fragmentasi dan cluster berdaya ledak tinggi terhadap penduduk sipil dari Donbass,” lanjut laporan komite.
”Senjata seperti (Tochka-U) dapat diklasifikasikan sebagai senjata pemusnah massal, memiliki kekuatan destruktif yang sangat tinggi di wilayah yang luas. Mereka bertujuan untuk menyebabkan korban massal dan kerusakan ruang besar,” imbuh Komite Investigasi Rusia.
Para investigator Rusia itu memperoleh bukti bahwa militer Ukraina menggunakan rudal taktis Tochka-U terhadap sejumlah pemukiman di wilayah Lugansk, Novosvetlovka dan Ternovoye di distrik Krasnodon, Kota Rovenki dan desa di pinggiran Kota Yubileyniy.
”Penggunaan senjata tersebut menunjukkan bahwa pihak berwenang di Kiev mengejar tujuan kehancuran total penduduk dan infrastruktur di negara wilayah timur,” kata para investigator Rusia dalam kesimpulan laporannya, seperti dikutip Russia Today.
Sebagian besar sistem rudal Tochka-U berada di Ukraina setelah runtuhnya Uni Soviet. Menurut Komite Investigasi Rusia, senjata berbahaya itu adalah salah satu senjata yang paling kuat di gudang Angkatan Darat Ukraina.
Pemerintah Ukraina di Kiev belum merespons tuduhan dari Komite Investigasi Rusia. Konflik di Ukraina timur dalam beberapa pekan ini memanas lagi setelah sempat mereda beberapa bulan melalui kesepakatan gencatan senjata.
(mas)