Perang Narkoba Dikecam, Duterte Balas Cemooh Gereja
A
A
A
MANILA - Pemerintah Filipina mencemooh uskup Katolik yang dianggap keluar jalur setelah mereka menggunakaan khotbah akhir pekan untuk menyerang perang anti narkoba. Gereja menyatakan perang anti narkoba Presiden Rodrigo Duterte telah menciptakan rezim teror untuk orang miskin.
Juru bicara kepresidenan, Ernesto Abella mengatakan, perang terhadap narkoba telah membuat negara lebih aman dan jauh dari teror seperti yang dikatakan dengan cukup dramatis oleh para Uskup.
"Para pejabat dari CBCP rupanya tidak berhubungan dengan sentimen umat beriman yang sangat mendukung perubahan di Filipina," kata Abella yang merupakan seorang mantan pendeta seperti dikutip dari Reuters, Senin (6/2/2017).
Lebih jauh, Abella menyalahkan pernyataan pihak gereja. "Upaya pemimpin gereja ini mungkin lebih baik digunakan dalam katakese praktis yang membangun karakter moral yang kuat antara umat beriman, dan berkontribusi lebih banyak untuk pemerintahan perdamaian dirasakan oleh warga biasa di mana-mana, terutama mereka yang tidak bersalah dari kegiatan ilegal," tutur Abella seperti dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Konferenai Waligereja Filipina mengatakan bahwa membunuh orang bukan jawaban atas perdagangan obat-obatan terlarang. Dalam surat pastoral yang dibacakan dalam khotbah pada hari Minggu, perang melawan narkoba telah menggangu. Perang tersebut telah membuat banyak orang tidak peduli tentang pertumpahan darah, atau bahkan mengakui hal itu
Juru bicara kepresidenan, Ernesto Abella mengatakan, perang terhadap narkoba telah membuat negara lebih aman dan jauh dari teror seperti yang dikatakan dengan cukup dramatis oleh para Uskup.
"Para pejabat dari CBCP rupanya tidak berhubungan dengan sentimen umat beriman yang sangat mendukung perubahan di Filipina," kata Abella yang merupakan seorang mantan pendeta seperti dikutip dari Reuters, Senin (6/2/2017).
Lebih jauh, Abella menyalahkan pernyataan pihak gereja. "Upaya pemimpin gereja ini mungkin lebih baik digunakan dalam katakese praktis yang membangun karakter moral yang kuat antara umat beriman, dan berkontribusi lebih banyak untuk pemerintahan perdamaian dirasakan oleh warga biasa di mana-mana, terutama mereka yang tidak bersalah dari kegiatan ilegal," tutur Abella seperti dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Konferenai Waligereja Filipina mengatakan bahwa membunuh orang bukan jawaban atas perdagangan obat-obatan terlarang. Dalam surat pastoral yang dibacakan dalam khotbah pada hari Minggu, perang melawan narkoba telah menggangu. Perang tersebut telah membuat banyak orang tidak peduli tentang pertumpahan darah, atau bahkan mengakui hal itu
(ian)