Kenang Tembok Berlin, Presiden Iran Kecam Trump soal Tembok Meksiko
Kenang Tembok Berlin, Presiden Iran Kecam Trump soal Tembok Meksiko
A
A
A
TEHERAN - Presiden Iran Hassan Rouhani mengecam rencana Presiden Donald Trump yang nekat ingin membangun tembok pemisah Amerika Serikat-Meksiko. Rouhani menyerukan semua orang untuk mengenang sejarah kelam tentang Tembok Berlin di masa silam.
Kecaman Rouhani ini juga menyusul keputusan Trump yang membatasi bahkan melarang pengungsi asal tujuh negara Muslim, salah satunya dari Iran.
”Mereka lupa bahwa Tembok Berlin runtuh bertahun-tahun yang lalu. Bahkan jika ada tembok di antara bangsa-bangsa, itu harus dihilangkan,” kata Rouhani di sebuah konvensi pariwisata di Teheran, Sabtu (28/1/2017), seperti dikutip Al Jazeera.
Rouhani tidak berkomentar langsung soal larangan visa untuk warga Iran yang menjadi kebijakan Presiden Trump. Namun, Rouhani menegaskan bahwa Iran tetap membuka pintu bagi para wisatawan asing sejak kesepakatan nuklir ditandatangani Iran dengan enam negara kekuatan dunia (Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China) pada tahun 2015.
Dengan lebih dari satu juta warga Iran yang tinggal di Amerika, banyak keluarga Iran sangat prihatin tentang implikasi dari larangan visa yang diputuskan pemerintah Trump. Larangan itu juga berlaku bagi pengungsi asal Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman.
Rouhani juga mengkritik Trump yang membatalkan kesepakatan perdagangan dunia. ”Untuk membatalkan kesepakatan perdagangan dunia, tidak membantu ekonomi mereka dan tidak melayani pengembangan dan menumbuhkan ekonomi dunia,” ujar Rouhani. ”Ini adalah hari bagi dunia untuk lebih dekat melalui perdagangan.”
Pada hari Kamis, salah satu aktris paling populer Iran mengatakan dia akan memboikot acara “Academy Awards” sebagai protes larangan bagi pengungsi Muslim oleh Presiden Trump.
”Larangan visa (oleh) Trump bagi warga Iran adalah rasis. Apakah ini akan mencakup acara budaya atau tidak, saya tidak akan menghadiri #AcademyAwards 2017,” tulis aktris Iran, Taraneh Alidoosti di Twitter. Dia merupakan bintang film “The Salesman” yang masuk nominasi Oscar.
Kecaman Rouhani ini juga menyusul keputusan Trump yang membatasi bahkan melarang pengungsi asal tujuh negara Muslim, salah satunya dari Iran.
”Mereka lupa bahwa Tembok Berlin runtuh bertahun-tahun yang lalu. Bahkan jika ada tembok di antara bangsa-bangsa, itu harus dihilangkan,” kata Rouhani di sebuah konvensi pariwisata di Teheran, Sabtu (28/1/2017), seperti dikutip Al Jazeera.
Rouhani tidak berkomentar langsung soal larangan visa untuk warga Iran yang menjadi kebijakan Presiden Trump. Namun, Rouhani menegaskan bahwa Iran tetap membuka pintu bagi para wisatawan asing sejak kesepakatan nuklir ditandatangani Iran dengan enam negara kekuatan dunia (Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China) pada tahun 2015.
Dengan lebih dari satu juta warga Iran yang tinggal di Amerika, banyak keluarga Iran sangat prihatin tentang implikasi dari larangan visa yang diputuskan pemerintah Trump. Larangan itu juga berlaku bagi pengungsi asal Irak, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman.
Rouhani juga mengkritik Trump yang membatalkan kesepakatan perdagangan dunia. ”Untuk membatalkan kesepakatan perdagangan dunia, tidak membantu ekonomi mereka dan tidak melayani pengembangan dan menumbuhkan ekonomi dunia,” ujar Rouhani. ”Ini adalah hari bagi dunia untuk lebih dekat melalui perdagangan.”
Pada hari Kamis, salah satu aktris paling populer Iran mengatakan dia akan memboikot acara “Academy Awards” sebagai protes larangan bagi pengungsi Muslim oleh Presiden Trump.
”Larangan visa (oleh) Trump bagi warga Iran adalah rasis. Apakah ini akan mencakup acara budaya atau tidak, saya tidak akan menghadiri #AcademyAwards 2017,” tulis aktris Iran, Taraneh Alidoosti di Twitter. Dia merupakan bintang film “The Salesman” yang masuk nominasi Oscar.
(mas)
Explore More