Hamas-Fatah Sepakat Bentuk Pemerintahan Palestina Bersatu Baru
A
A
A
MOSKOW - Dua faksi terbesar di Palestina, yakni Fatah dan Hamas dilaporkan telah sepakat untuk kembali membentuk pemerintahan persatuan. Kesepakatan ini dicapai setelah terjadi pembicaraan selama tiga hari di Moskow.
Pembicaraan yang dimediasi oleh Rusia itu berlangsung sejak awal pekan lalu. Seorang pejabat Fatah bernama Azzam al-Ahmad mengatakan, kesepakatan ini direalisasikan dalam kurun waktu 48 jam ke depan.
"Kami telah mencapai kesepakatan, dalam waktu 48 jam, kami akan menghubungi Mahmoud Abbas untuk memulai konsultasi tentang pembentukan pemerintahan ini," kata Ahmad. Abbas adalah Presiden Palestina, sekaligus pemimpin dari Fatah.
Sementara itu, wakil kepala bagian politik Hamas, Moussa Abu Marzouk menyatakan pemerintah persatuan adalah alat yang paling efektif untuk mengatasi perpecahan di antara kelompok-kelompok di Palestina. Dia menyebut pihaknya bertanggung jawab untuk mempromosikan solusi, termasuk penyelenggaraan pemilu yang bebas dan demokratis di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
"Jika Fatah atau Hamas melakukan kompromi untuk mencapai persatuan Palestina, ini tidak dianggap sebagai kompromi dengan cara apapun. Konsep dan realitas kesatuan, ketika hal ini terjadi antara semua pihak Palestina, ini adalah kemenangan, bukan kerugian bagi semua pihak. Semua orang akan menang," ucapnya, seperti dilansir Presstv pada Rabu (18/1).
Pembicaraan yang dimediasi oleh Rusia itu berlangsung sejak awal pekan lalu. Seorang pejabat Fatah bernama Azzam al-Ahmad mengatakan, kesepakatan ini direalisasikan dalam kurun waktu 48 jam ke depan.
"Kami telah mencapai kesepakatan, dalam waktu 48 jam, kami akan menghubungi Mahmoud Abbas untuk memulai konsultasi tentang pembentukan pemerintahan ini," kata Ahmad. Abbas adalah Presiden Palestina, sekaligus pemimpin dari Fatah.
Sementara itu, wakil kepala bagian politik Hamas, Moussa Abu Marzouk menyatakan pemerintah persatuan adalah alat yang paling efektif untuk mengatasi perpecahan di antara kelompok-kelompok di Palestina. Dia menyebut pihaknya bertanggung jawab untuk mempromosikan solusi, termasuk penyelenggaraan pemilu yang bebas dan demokratis di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
"Jika Fatah atau Hamas melakukan kompromi untuk mencapai persatuan Palestina, ini tidak dianggap sebagai kompromi dengan cara apapun. Konsep dan realitas kesatuan, ketika hal ini terjadi antara semua pihak Palestina, ini adalah kemenangan, bukan kerugian bagi semua pihak. Semua orang akan menang," ucapnya, seperti dilansir Presstv pada Rabu (18/1).
(esn)