Jutaan Komuter London Telantar

Selasa, 10 Januari 2017 - 23:00 WIB
Jutaan Komuter London Telantar
Jutaan Komuter London Telantar
A A A
LONDON - Jutaan komuter di London telantar karena sebagian besar layanan kereta bawah tanah (Tube) di kota itu berhenti beroperasi kemarin. Para pekerja anggota serikat buruh RMT menggelar mogok kerja selama 24 jam sejak Minggu (8/1) malam akibat perselisihan terkait pemutusan hubungan kerja dan masalah jenjang pegawai.

Akibat mogok kerja itu, jutaan penumpang kereta harus mencari alternatif transportasi lain seperti mobil, kapal, sepeda, dan bus kota. Mogok kerja mengakibatkan tidak ada layanan transportasi Tube di jalur utama seperti Victoria, King Cross, dan Waterloo. Banyak komuter yang terpaksa berada di luar stasiun kereta.

Jalan-jalan utama juga mengalami kemacetan lalu lintas akibat lonjakan penumpang dan kendaraan secara tiba-tiba. ”Saya menyerah, bahkan untuk sekadar mencoba,” ungkap Rajiv Perseedoss, 30, pengembang perangkat lunak di London, pada kantor berita Reuters.

Perseedoss berusaha menuju tempat kerjanya di pusat kota London dari Canary Wharf bagian timur London. ”Saya bukan pekerja Tube. Saya tak tahu kondisi mereka, namun apa pun itu merekatak dapat melampiaskannya pada setiap orang,” ucap dia. Layanan Tube tiap hari melayani 4,8 juta orang. Dampak aksi mogok kerja ini berpengaruh besar pada penggunanya, termasuk para penumpang pesawat.

Kondisi itu menegaskan masalah itu meluas ke seluruh penjuru Inggris. Mogok kerja itu digelarkemarin, Rabu(11/1), dan Jumat (13/1) mendatang. Itu berarti semua layanan kereta yang digunakan ratusan ribu penumpang dari pesisir selatan dan Bandara Gatwick menuju London akan terhenti total. Sebanyak sepuluh dari 11 jalur Tube terganggu akibat aksi tersebut. Wali Kota London Sadiq Khan mengecam aksi yang dianggapnya tidak perlu terjadi tersebut.

Khan juga khawatir pemutusan hubungan kerja ratusan karyawan membuat banyak stasiun Tube kekurangan pekerja. ”Saya menerima argumen bahwa kita perlu lebih banyak pekerja di London Underground,” paparnya, dikutip kantor berita AFP. ”Kami telah melakukan penambahan sebanyak 200 pekerja dan siap mengadakan pembicaraan jika serikat tidak menerimanya. Kenapa mogok kerja? Kenapa tidak mencari solusi secara damai?” tanya Khan.

Kepala RMT Mick Cash mengatakan, dia bersedia bernegosiasi lebih lanjut, tapi mengingatkan bahwa pemutusan kerja terhadap lebih dari 830 orang telah membuat jaringan transportasi kewalahan dalam bekerja. Kebanyakan dari mereka yang diberhentikan merupakan penjaga loket penjualan tiket.

”Lima juta orang menggunakan Tube setiap hari dan terlihat hampir melebihi kapasitasnya,” kata Cash. Dia menambahkan, ”Tidak ada cukup pekerja untuk menjamin keamanan dan kelancaran operasi Tube. Jika kami tidak berbuat sesuatu, akan terjadi kesalahan fatal.”

Cash mengingatkan, di sisi lain, London juga sedang menghadapi ancaman keamanan. Dia berharap para pengguna Tube dapat mendukung aksi mogok kerja tersebut. ”Para pengguna Tube mengetahui ada beberapa masalah pada layanan kereta itu. Mereka mengalami betapa kondisi penumpang di kereta sudah penuh sesak,” ungkap Cash.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5418 seconds (0.1#10.140)