Merkel: Jerman Tak Akan Ubah Kebijakan Satu-China
A
A
A
BERLIN - Jerman tidak akan mengubah kebijakan satu-China. Demikian ditegaskan Kanselir Jerman, Angela Merkel, Senin (12/12). Pernyataan ini menanggapi komentar Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang mengaku tak merasa terikat dengan kebijakan satu-China.
“Kami masih berdiri dengan kebijakan satu-China dan kami tidak akan mengubah sikap kami," kata Merkel dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic, ketika ditanya tentang pernyataan Trump yang mempertanyakan kebijakan yang diterapkan Pemerintah AS selama hampir 4 dekade.
Sebelumnya, pada awal bulan ini, Trump telah melakukan percakapan telepon dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen. Ini adalah pertama kalinya seorang presiden atau presiden AS terpilih melakukan kontak dengan Taiwan, sejak Presiden Jimmy Carter mengadopsi kebijakan satu China pada tahun 1979.
Melalui akun Twitter-nya, Trump mengaku jika Presiden Taiwan menelponnya untuk memberikan ucapan selamat. "Presiden Taiwan menelpon untuk mengucapkan selamat atas kemenangan Saya sebagai presiden. Terima kasih!" cuitnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (3/12).
Sikap Trump yang merasa tak terikat dengan kebijakan satu-China telah mengundang reaksi keras Beijing. China mendesak pemerintahan baru AS kelak untuk mematuhi kebijakan itu. "Kebijakan satu-China adalah dasar ikatan politik China-AS," kata Geng Shuang, juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada konferensi pers harian.
“Kami masih berdiri dengan kebijakan satu-China dan kami tidak akan mengubah sikap kami," kata Merkel dalam konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic, ketika ditanya tentang pernyataan Trump yang mempertanyakan kebijakan yang diterapkan Pemerintah AS selama hampir 4 dekade.
Sebelumnya, pada awal bulan ini, Trump telah melakukan percakapan telepon dengan Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen. Ini adalah pertama kalinya seorang presiden atau presiden AS terpilih melakukan kontak dengan Taiwan, sejak Presiden Jimmy Carter mengadopsi kebijakan satu China pada tahun 1979.
Melalui akun Twitter-nya, Trump mengaku jika Presiden Taiwan menelponnya untuk memberikan ucapan selamat. "Presiden Taiwan menelpon untuk mengucapkan selamat atas kemenangan Saya sebagai presiden. Terima kasih!" cuitnya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (3/12).
Sikap Trump yang merasa tak terikat dengan kebijakan satu-China telah mengundang reaksi keras Beijing. China mendesak pemerintahan baru AS kelak untuk mematuhi kebijakan itu. "Kebijakan satu-China adalah dasar ikatan politik China-AS," kata Geng Shuang, juru bicara Kementerian Luar Negeri China pada konferensi pers harian.
(esn)