Obama Perintahkan Ulasan Lengkap Serangan Cyber Pilpres AS
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama telah memerintahkan ulasan lengkap terhadap serangan cyber selama pemilihan presiden (pilpres) 2016. Demikian dikatakan oleh seorang pejabat Gedung Putih.
"Kami mungkin akan menyebrang ke permulaan yang baru dan tugas kami untuk melakukan hal itu, untuk meninjau, untuk memahami apa artinya ini, apa yang telah terjadi dan untuk memberikan mereka pelajaran," kata penasehat keamanan dan kontraterorisme Gedung Putih, Lisa Monaco seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (10/12/2016).
Namun, Monaco menyatakan bahwa temuan yang ada tidak akan diungkap ke publik dan mencatat bahwa itu akan tergantung pada keputusan komunitas intelijen.
"Kami ingin melakukannya dengan sangat penuh perhatian agar tidak mengungkapkan sumber dan metode yang dapat menghambat kemampuan kami untuk mengidentifikasi dan atribut aktor berbahaya di masa depan," tambahnya.
Pada bulan Oktober lalu Gedung Putih menuding Moskow berada di balik hacker yang menyusup ke dalam email Komite Nasional Partai Demokrat dan calon presiden Hillary Clinton. Hal itu dilakukan dalam upaya untuk mengganggu pemilu AS.
Tuduhan ini tidak hanya ditolak oleh pemerintah Rusia tetapi juga ditolak oleh Presiden AS terpilih Donald Trump, yang berpendapat ada motif politik di balik tuduhan tersebut.
"Kami mungkin akan menyebrang ke permulaan yang baru dan tugas kami untuk melakukan hal itu, untuk meninjau, untuk memahami apa artinya ini, apa yang telah terjadi dan untuk memberikan mereka pelajaran," kata penasehat keamanan dan kontraterorisme Gedung Putih, Lisa Monaco seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu (10/12/2016).
Namun, Monaco menyatakan bahwa temuan yang ada tidak akan diungkap ke publik dan mencatat bahwa itu akan tergantung pada keputusan komunitas intelijen.
"Kami ingin melakukannya dengan sangat penuh perhatian agar tidak mengungkapkan sumber dan metode yang dapat menghambat kemampuan kami untuk mengidentifikasi dan atribut aktor berbahaya di masa depan," tambahnya.
Pada bulan Oktober lalu Gedung Putih menuding Moskow berada di balik hacker yang menyusup ke dalam email Komite Nasional Partai Demokrat dan calon presiden Hillary Clinton. Hal itu dilakukan dalam upaya untuk mengganggu pemilu AS.
Tuduhan ini tidak hanya ditolak oleh pemerintah Rusia tetapi juga ditolak oleh Presiden AS terpilih Donald Trump, yang berpendapat ada motif politik di balik tuduhan tersebut.
(ian)