Horor Perang Narkoba Filipina: Tengkorak Korban Dipaku dengan Palu

Sabtu, 10 Desember 2016 - 16:29 WIB
Horor Perang Narkoba Filipina: Tengkorak Korban Dipaku dengan Palu
Horor Perang Narkoba Filipina: Tengkorak Korban Dipaku dengan Palu
A A A
MANILA - Cerita horor dalam perang melawan narkoba di Filipina diungkap seorang pengurus jenazah para korban, Alejandro Ormeneta. Dia sudah lima bulan berada di garis depan dalam menangani para jenazah korban yang kondisinya mengerikan.

Ormeneta mengaku tidak tahan dan ingin agar pembunuhan brutal dalam perang melawan narkoba di negaranya dihentikan. Perang melawan narkoba dikobarkan Presiden Rodrigo Duterte sejak terpilih. Hingga kini, korban tewas dilaporkan sudah lebih dari 4 ribu jiwa, baik pengguna maupun gembong narkoba.

Ormeneta dan rekan-rekannya di salah satu rumah duka di Manila mengatakan bahwa mereka rata-rata mengambil lima jenazah setiap malam. Sebagian besar para jenzah diambil dari daerah kumuh, dengan kondisi mengerikan termasuk tengkorak korban dipaku dengan palu.

”Ini tidak boleh terjadi, mereka adalah manusia, bukan binatang,” kata Ormeneta, 47, kepada AFP, Sabtu (10/12/2016). Dia masih ingat saat mengambil tiga paku yang dipalu ke dalam tengkorak dari korban yang diduga telibat narkoba. Korban juga dipaku di kukunya.

”Saya pikir dia masih hidup ketika mereka memalu kukunya. Pertama, mereka mengikatnya, memasang perban sekitar kepalanya, kemudian dipalu di kukunya, yang pasti sangat menyakitkan. Saya merasa sangat kasihan padanya,” ujar Ormeneta.

Pada suatu malam baru-baru ini, Ormeneta berjalan menyusuri gang semot di perkampungan kumuh, di mana penyerang bertopeng menembak mati seorang pria. Menurutnya, tubuh korban masih berbau alkohol yang sengaja diminumkan sesaat sebelum dibunuh.

Adik korban sedih ketika tubuh kakaknya diserahkan polisi di lantai beton yang digenangi darah. Dari kondisi jenazah, terungkap bahwa korban tewas akibat beberapa tembakan di kepala dan di tubuh.

Polisi kemudian mengatakan kepada AFP bahwa korban yang bernama Danilo Bolante, 47, telah menjual metamfetamin kristal yang oleh Presiden Duterte diperintahkan untuk diberantas.

Tapi adiknya, Chona Balina, bersikeras korban sudah berhenti, bahkan sudah melapor ke polisi untuk mendukung kampanye perang melawan narkoba yang dikenal dengan istilah “Tokhang”.

”Mengapa meluncurkan Tokhang jika mereka melakukannya dengan orang yang sudah berubah,” keluh Balina.

Presiden Durterte dalam pidato kampanye perang melawan narkoba tetap dengan gurauan khasnya. Dia bersumpah memasok rumah duka dengan jenazah-jenazah korban yang terlibat narkoba.

”Rumah duka akan dikemas. Saya akan memasok mayat,” katanya yang disambut sorak-sorai dan tawa dari warga Filipina yang mendukung perang melawan narkoba.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6227 seconds (0.1#10.140)