Langka, AS Ungkap Keburukan Pemberontak Suriah

Rabu, 07 Desember 2016 - 12:34 WIB
Langka, AS Ungkap Keburukan...
Langka, AS Ungkap Keburukan Pemberontak Suriah
A A A
BRUSSELS - Amerika Serikat (AS) mengambil langkah yang jarang dilakukan, yakni mengungkap keburukan kelompok yang mereka dukung. Ini terjadi saat Menteri Luar Negeri AS, John Kerry berbicara di KTT NATO di Brussels, Belgia.
Saat membahas mengenai konflik di Suriah, Kerry menyatakan pemberontak Suriah adalah penyebab terus berkecamuknya perang di negara tersebut. Pemberontak, lanjut Kerry, menolak usulan gencatan senjata jangka panjang yang diajukan oleh Kelompok Internasional Pendukung Suriah (ISSG) pada November 2015 lalu.ISSG adalah kelompok yang dibentuk oleh AS dan Rusia pada Oktober 2015 lalu, atau tidak lama setelah Rusia mulai melakukan operasi di Suriah. Pada awal November, kelompok itu berkumpul di Wina, dan menyepakati rencana perdamaian di Suriah, yang diawali dengan gencatan senjata jangka panjang di seluruh wilayah Suriah.
Saat itu, papar Kerry, semua pihak, termasuk Damaskus setuju dengan rencana tersebut. Namun sayangnya, kelompok pemberontak, atau yang disebut juga kelompok oposisi yang didukung AS, menolak mentah-mentah rencana damai itu.
"Ketika kami berkumpul di Wina, untuk memulai proses untuk menyelesaikan perang, kami membawa semua orang dalam perundingan, termasuk Rusia dan Iran, dan kami mencari gencatan senjata," kata Kerry dalam pernyataanya.
"Pihak oposisi menolak gencatan senjata. Mereka lebih memilih untuk melawan. Sejak itu, telah banyak kerugian secara geografis, dan juga kematian, kerugian yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan sebelumnya," sambungnya, seperti dilansir Russia Today pada Rabu (7/12).
Saat ini, pihak pemberontak Suriah mulai kehilangan pegangan di wilayah Aleppo timur, setelah pasukan pemerintah Suriah melakukan serangan secara sporadis. Sudah lebih dari separuh wilayah Aleppo timur dikuasi oleh tentara Suriah, dan diprediksi sebelum akhir tahun Aleppo timur sudah jatuh ke tangan tentara Suriah.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0856 seconds (0.1#10.140)