Jadi Presiden Baru AS, Trump Diminta Ampuni Bos WikiLeaks
A
A
A
WASHINGTON - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald John Trump, diminta agar mengampuni pendiri situs anti-kerahasiaan WikiLeaks, Julian Assange. Permintaan ampunan untuk bos WikiLeaks itu muncul dalam situs petisi yang disuarakan para pendukung Assange.
Assange saat ini masih bersembunyi di Kedutaan Besar Ekuador di London, Inggris. Dia masih diburu aparat keamanan Swedia atas tuduhan memperkosa seorang perempuan, meski Assange berkali-kali membantah.
Assange percaya tuduhan itu sebagai trik agar dia ditangkap dan diekstradisi ke AS karena WikiLeaks telah membocorkan berbagai dokumen rahasia AS.
Para pendukung Assang mengatakan, pendiri WikiLeaks itu seharusnya dihormati sebagai pahlawan karena berjasa membongkar praktik korupsi para elite politik AS. Selama kampanye pemilihan presiden (Pilpres) AS, WikiLeaks juga tanpa henti membocorkan skandal email Partai Demokrat dan Hillary Clinton yang merupakan rival utama Donald Trump.
Lebih dari 5.000 orang pendukung Assange telah menandatangani petisi yang ditujukan kepada presiden terpilih AS Donald Trump. Dalam petisi itu, mereka meminta Trump mengampuni Assange dan menghapus tuduhan “kejahatan” terhadapnya.
”Julian Assange telah dianiaya dan diburu oleh orang-orang yang diekspos atas kebohongan dan penipuan mereka terhadap masyarakat dunia,” bunyi petisi permohonan ampunan di situs Change.org.
”Assange telah memberi sorot cahaya terang kepada orang-orang yang korupsi yang memerintah kami,” lanjut petisi itu, yang dikutip Jumat (11/11/2016).
Seruan agar Trump mengampuni Assange juga muncul disejumlah media sosial. Tindakan Assange dianggap berani, karena bocoran WikiLeaks turut berjasa mencegah Hillary Clinton menjadi penguasa AS yang dikhawatirkan akan meluncurkan Perang Dunia III.
Assange saat ini masih bersembunyi di Kedutaan Besar Ekuador di London, Inggris. Dia masih diburu aparat keamanan Swedia atas tuduhan memperkosa seorang perempuan, meski Assange berkali-kali membantah.
Assange percaya tuduhan itu sebagai trik agar dia ditangkap dan diekstradisi ke AS karena WikiLeaks telah membocorkan berbagai dokumen rahasia AS.
Para pendukung Assang mengatakan, pendiri WikiLeaks itu seharusnya dihormati sebagai pahlawan karena berjasa membongkar praktik korupsi para elite politik AS. Selama kampanye pemilihan presiden (Pilpres) AS, WikiLeaks juga tanpa henti membocorkan skandal email Partai Demokrat dan Hillary Clinton yang merupakan rival utama Donald Trump.
Lebih dari 5.000 orang pendukung Assange telah menandatangani petisi yang ditujukan kepada presiden terpilih AS Donald Trump. Dalam petisi itu, mereka meminta Trump mengampuni Assange dan menghapus tuduhan “kejahatan” terhadapnya.
”Julian Assange telah dianiaya dan diburu oleh orang-orang yang diekspos atas kebohongan dan penipuan mereka terhadap masyarakat dunia,” bunyi petisi permohonan ampunan di situs Change.org.
”Assange telah memberi sorot cahaya terang kepada orang-orang yang korupsi yang memerintah kami,” lanjut petisi itu, yang dikutip Jumat (11/11/2016).
Seruan agar Trump mengampuni Assange juga muncul disejumlah media sosial. Tindakan Assange dianggap berani, karena bocoran WikiLeaks turut berjasa mencegah Hillary Clinton menjadi penguasa AS yang dikhawatirkan akan meluncurkan Perang Dunia III.
(mas)