Penyelidikan Terbaru FBI: Hillary Bebas Dakwaan Skandal Email
A
A
A
WASHINGTON - Direktur FBI James Comey mengatakan kepada Kongres Amerika Serikat (AS) bahwa penyelidikan terbaru soal skandal email Hillary Clinton disimpulkan bahwa kandidat presiden Partai Demokrat itu bebas dakwaan. Penyelidikan terbaru FBI terhadap server email pribadi Hillary ini sempat membuat kubu Partai Demokrat termasuk Presiden Barack Obama kesal.
Comey mengatakan bahwa timnya telah bekerja sepanjang waktu, mempelajari email pada laptop milik suami dari seorang pembantu terdekat Hillary. Kesimpulannya, FBI tidak mengubah keputusan penyelidikan sebelumnya yang menyatakan Hillary “bersih” dari skandal email.
Pada bulan Juli, FBI mengatakan tidak ada dakwaan dalam kasus yang menyeret istri mantan Presiden Bill Clinton ini. ”(Kami) tidak mengubah kesimpulan kami bahwa kami menyatakan pada bulan Juli sehubungan dengan (Mantan) Menteri Luar Negeri (Hillary) Clinton,” tulis Comey dalam suratnya kepada Kongres pada hari Minggu, yang dilansir Reuters, Senin (7/11/2016).
Sejak akhir Oktober, Direktur FBI telah jadi sasaran kecaman kubu Partai Demokrat setelah memutuskan untuk membuka penyelidikan terbaru kasus skandal email Hillary. Pasalnya, pengumuman bos FBI ini hanya berselang beberapa pekan menjelang Pemilu AS dan berdampak pada popularitas Hillary sebagai kandidat presiden.
Ada sekitar 650 ribu email yang ditemukan di laptop milik mantan anggota Kongres Anthony Weiner yang telah digunakan oleh istrinya, Huma Abedin, pembantu terdekat Hillary Clinton.
Juru bicara kampanye Hillary, Jennifer Palmieri, mengaku senang dengan hasil penyelidikan FBI. Meski demikian, ketua kampanye Hillary Clinton, John Podesta, menuduh Direktur FBI melakukan kesalahan dengan mengungkapkan penyelidikan terbaru baru kasus skandal email.
”Saya pikir pria dan wanita dari FBI melakukan pekerjaan yang luar biasa di sini, di seluruh negeri, tetapi leakers (pembocor) harus tutup mulut,” kata Podesta dalam sebuah wawancara dengan NBC News di program ”Meet the Press”.
Sementara itu, tim kampanye kandidat presiden Partai Republik Donald Trump dan Komite Nasional Partai Republik (RNC) tak peduli dengan kesimpulan akhir FBI. Menurut mereka, hasil penyelidikan terbaru FBI tidak mengubah fakta bahwa informasi rahasia AS sudah ditempatkan pada risiko oleh Hillary.
Comey mengatakan bahwa timnya telah bekerja sepanjang waktu, mempelajari email pada laptop milik suami dari seorang pembantu terdekat Hillary. Kesimpulannya, FBI tidak mengubah keputusan penyelidikan sebelumnya yang menyatakan Hillary “bersih” dari skandal email.
Pada bulan Juli, FBI mengatakan tidak ada dakwaan dalam kasus yang menyeret istri mantan Presiden Bill Clinton ini. ”(Kami) tidak mengubah kesimpulan kami bahwa kami menyatakan pada bulan Juli sehubungan dengan (Mantan) Menteri Luar Negeri (Hillary) Clinton,” tulis Comey dalam suratnya kepada Kongres pada hari Minggu, yang dilansir Reuters, Senin (7/11/2016).
Sejak akhir Oktober, Direktur FBI telah jadi sasaran kecaman kubu Partai Demokrat setelah memutuskan untuk membuka penyelidikan terbaru kasus skandal email Hillary. Pasalnya, pengumuman bos FBI ini hanya berselang beberapa pekan menjelang Pemilu AS dan berdampak pada popularitas Hillary sebagai kandidat presiden.
Ada sekitar 650 ribu email yang ditemukan di laptop milik mantan anggota Kongres Anthony Weiner yang telah digunakan oleh istrinya, Huma Abedin, pembantu terdekat Hillary Clinton.
Juru bicara kampanye Hillary, Jennifer Palmieri, mengaku senang dengan hasil penyelidikan FBI. Meski demikian, ketua kampanye Hillary Clinton, John Podesta, menuduh Direktur FBI melakukan kesalahan dengan mengungkapkan penyelidikan terbaru baru kasus skandal email.
”Saya pikir pria dan wanita dari FBI melakukan pekerjaan yang luar biasa di sini, di seluruh negeri, tetapi leakers (pembocor) harus tutup mulut,” kata Podesta dalam sebuah wawancara dengan NBC News di program ”Meet the Press”.
Sementara itu, tim kampanye kandidat presiden Partai Republik Donald Trump dan Komite Nasional Partai Republik (RNC) tak peduli dengan kesimpulan akhir FBI. Menurut mereka, hasil penyelidikan terbaru FBI tidak mengubah fakta bahwa informasi rahasia AS sudah ditempatkan pada risiko oleh Hillary.
(mas)