Korban Geng Pemerkosa Ditanya Polisi Mana yang Beri Kepuasan?
A
A
A
KERALA - Seorang perempuan India korban geng pemerkosa merasa pemeriksaan polisi terhadapnya sebagai penghinaan. Sebab, polisi menanyakan kepadanya dari beberapa tersangka, siapa yang memberikan kepuasan terbesar.
Perempuan yang tinggal di Kerala itu mengaku dipaksa untuk mencabut tuduhan terhadap empat pria geng pemerkosa yang menyerangnya.
Perlakuan polisi itu dia ungkap kepada wartawan karena merasa dihina.”Seorang polisi bertanya, salah satu dari mereka, mana yang memberi Anda kepuasan terbesar?,” kata korban menirukan pertanyaan polisi.
Identitas korban yang berusia 32 tahun itu dilindungi wartawan. Dia mengaku empat dari rekan suaminya menyerangnya saat sang suami tidak berada di rumah.
“Ini jauh lebih dari pemerkosaan, itu adalah ancaman polisi dan penghinaan yang tak tertahankan,” keluh perempuan itu, seperti disiarkan NDTV, semalam (4/11/2016).
Menurut korban, empat rekan suaminya datang ke rumah dan mengklaim bahwa sang suami berada rumah sakit. Empat tersangka itu mengelabui korban dengan berpura-pura akan mengajak korban ke rumah sakit. Tapi, korban justru dibawa ke sebuah rumah terpencil, di mana dia diperkosa secara bergantian.
Tragisnya, serangan oleh para tersangka itu direkam. Para pelaku mengancam akan menyebarkan rekaman video itu jika dia melapor polisi.
Selain itu, para tersangka juga mengancam akan membunuh anak-anak korban. ”Mereka mengancam akan membunuh anak-anak saya jika saya berbicara kebenaran. Ketika hakim bertanya apakah ada tekanan pada saya, saya menangis,” katanya.
Perempuan yang tinggal di Kerala itu mengaku dipaksa untuk mencabut tuduhan terhadap empat pria geng pemerkosa yang menyerangnya.
Perlakuan polisi itu dia ungkap kepada wartawan karena merasa dihina.”Seorang polisi bertanya, salah satu dari mereka, mana yang memberi Anda kepuasan terbesar?,” kata korban menirukan pertanyaan polisi.
Identitas korban yang berusia 32 tahun itu dilindungi wartawan. Dia mengaku empat dari rekan suaminya menyerangnya saat sang suami tidak berada di rumah.
“Ini jauh lebih dari pemerkosaan, itu adalah ancaman polisi dan penghinaan yang tak tertahankan,” keluh perempuan itu, seperti disiarkan NDTV, semalam (4/11/2016).
Menurut korban, empat rekan suaminya datang ke rumah dan mengklaim bahwa sang suami berada rumah sakit. Empat tersangka itu mengelabui korban dengan berpura-pura akan mengajak korban ke rumah sakit. Tapi, korban justru dibawa ke sebuah rumah terpencil, di mana dia diperkosa secara bergantian.
Tragisnya, serangan oleh para tersangka itu direkam. Para pelaku mengancam akan menyebarkan rekaman video itu jika dia melapor polisi.
Selain itu, para tersangka juga mengancam akan membunuh anak-anak korban. ”Mereka mengancam akan membunuh anak-anak saya jika saya berbicara kebenaran. Ketika hakim bertanya apakah ada tekanan pada saya, saya menangis,” katanya.
(mas)