Indonesia dan Inggris Teken Kerjasama Teknologi dan Inovasi
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Inggris menandatangani kerjasama di bidang teknologi dan inovasi. Kerjasama itu diteken saat kunjungan Menteri Inggris urusan Asia Pasifik, Alok Sharma.
Bertempat di Gedung BPPT, Jakarta, pada Selasa (11/10), penandatanganan nota kerjasama dilakukan antara Sharma dan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenresdikti, Jumain Appe. Penandatanganan ini disaksikan oleh Menristekdisti, Muhamad Nasir.
Perjanjian ini akan mendukung kolaborasi antara Indonesia dan Inggris, tepatnya dengan UK Royal Academy of Enggering, yang akan menyediakan dana pelatihan intensif bagi teknipreneur Indonesia. Selain itu, akan ada proyek bersama di bidang perkembangann teknologi, dengan nilai 800 ribu poundsterling.
"Inggris adalah yang terdepan dalam inovasi global, kami bangga menjadi rekan Indonesia dalam mengembangkan inovasi teknologi. Indonesia adalah mitra penting bagi program Newton Fund, program layanan pembangunan senilai 375 juta poundsterling yang bertujuan mempromosikan kerjasama riset dan teknologi," kata Sharma.
"Dalam era inovasi ini, Inggris akan terus berkoloborasi dengan rekan-rekan penting seperti Indonesia untuk dapat menghadapi tantangan global," ujarnya, saat menyampaikan sambutan sebelum melakukan penandatanganan kerjasama.
Sementara itu, Nasir dalam sambutannya, mengatakan bahwa melalui kerjasama ini Indonesia mampu membangun kapasitas para inovator untuk dapat menghadapi tantangan global.
"Kami ingin mengadopsi keahlian Inggris dan membangun kerjasama dengan cara membantu para inovator mempelajari praktiknya dan berkolaborasi dalam proyek bersama. Tahun ini akan menjadi langkah awal dari apa yang kita harapkan, yakni kolaborasi bilateral yang bermanfaat dalam bidang sains dan teknologi," ujar Nasir.
Bertempat di Gedung BPPT, Jakarta, pada Selasa (11/10), penandatanganan nota kerjasama dilakukan antara Sharma dan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenresdikti, Jumain Appe. Penandatanganan ini disaksikan oleh Menristekdisti, Muhamad Nasir.
Perjanjian ini akan mendukung kolaborasi antara Indonesia dan Inggris, tepatnya dengan UK Royal Academy of Enggering, yang akan menyediakan dana pelatihan intensif bagi teknipreneur Indonesia. Selain itu, akan ada proyek bersama di bidang perkembangann teknologi, dengan nilai 800 ribu poundsterling.
"Inggris adalah yang terdepan dalam inovasi global, kami bangga menjadi rekan Indonesia dalam mengembangkan inovasi teknologi. Indonesia adalah mitra penting bagi program Newton Fund, program layanan pembangunan senilai 375 juta poundsterling yang bertujuan mempromosikan kerjasama riset dan teknologi," kata Sharma.
"Dalam era inovasi ini, Inggris akan terus berkoloborasi dengan rekan-rekan penting seperti Indonesia untuk dapat menghadapi tantangan global," ujarnya, saat menyampaikan sambutan sebelum melakukan penandatanganan kerjasama.
Sementara itu, Nasir dalam sambutannya, mengatakan bahwa melalui kerjasama ini Indonesia mampu membangun kapasitas para inovator untuk dapat menghadapi tantangan global.
"Kami ingin mengadopsi keahlian Inggris dan membangun kerjasama dengan cara membantu para inovator mempelajari praktiknya dan berkolaborasi dalam proyek bersama. Tahun ini akan menjadi langkah awal dari apa yang kita harapkan, yakni kolaborasi bilateral yang bermanfaat dalam bidang sains dan teknologi," ujar Nasir.
(esn)