Shimon Peres, Sang Kreator Upaya Damai Israel-Palestina
A
A
A
YERUSALEM - Shimon Peres dikenal sebagai salah seorang tokoh yang cukup moderat di Israel. Dia adalah satu dari segelintir orang yang mengharapkan adanya perdamaian antara Israel dan Palestina.
Bahkan, Peres adalah salah satu orang yang menjadi penggagas upaya damai tersebut pada awal 1990. Bersama dengan mantan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dan mantan Presiden Palestina Yasser Arafat, dia membentuk sebuah perjanjian yang bernama perjanjian Oslo, yang menjadi awal dari upaya damai Israel dan Palestina.
Tercapainya kesepakatan tersebut membuat Peres, Rabin dan Arafat diganjar Nobel Perdamaian. Ketiganya mendapat perngharagaan tersebut pada tahun 1994.
Namun sayang, paska kematian Rabin, Peres seperti kehilangan kekuatan untuk memaksakan adanya realisasi perjanjian damai tersebut. Pasalnya, paska Rabin mayoritas pemimpin Israel tidak terlalu serius menanggapi upaya damai tersebut.
Selain terkenal sebagai tokoh moderat di Israel, Peres juga dikenal sebagai politisi handal di Negeri Zionis tersebut. Karir politiknya dimulai pada era 1950-an, dimana saat itu Peres bergabung menjadi anggota partai buruh.
Hampir setengah abad dia mengabdi di partai Buruh, dan beberapa kali dia terpilih menjadi pemimpin di partai tersebut. Pada tahun 2005, ia beralih dan mendukung partai baru bernama Partai Kadima. Ia terpilih di Parlemen Israel atau Knesset pada Maret 2006 sebagai anggota dari Partai Kadima.
Pada 2007, Peres dicalonkan Partai Kadima dan memastikan diri pada 30 Juni 2007 untuk maju dalam pemilu Presiden. Ia dipilih oleh Knesset untuk menjadi presiden pada 13 Juni 2007 untuk menggantikan Moshe Katsav setelah pelantikannya pada 15 Juli 2007 untuk tujuh tahun masa jabatan.
Selain menjadi Presiden, dia juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Israel pada tahun 1984 hingga 1986 dan 1995 hingga 1996. Kemudian di juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Israel, dan Wakil Perdana Menteri dalam koalisi di bawah kepemimpinan Ariel Sharon pada awal tahun 2005.
Setelah tak lagi menjadi Presiden, Peres masih tetap menjalankan kegiatannya di bidang politik. Namun, seperti dilansir Reuters pada Rabu (28/9), kegiatannya mulai terganggu sejak kesehatannya terus menerus menurun sejak awal tahun. Dua pekan lalu Peres kembali dilarikan ke rumah sakit untuk kesekian kalinya, akibat penyakit hati yang dia derita.
Dua pekan berjuang melawan penyakit hati, peres akhirnya menyerah. Pagi tadi, Peres dilaporkan meninggal dunia. Pria yang lahir di Polandia tersebut meninggal dunia pada usia 93 tahun.
Bahkan, Peres adalah salah satu orang yang menjadi penggagas upaya damai tersebut pada awal 1990. Bersama dengan mantan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dan mantan Presiden Palestina Yasser Arafat, dia membentuk sebuah perjanjian yang bernama perjanjian Oslo, yang menjadi awal dari upaya damai Israel dan Palestina.
Tercapainya kesepakatan tersebut membuat Peres, Rabin dan Arafat diganjar Nobel Perdamaian. Ketiganya mendapat perngharagaan tersebut pada tahun 1994.
Namun sayang, paska kematian Rabin, Peres seperti kehilangan kekuatan untuk memaksakan adanya realisasi perjanjian damai tersebut. Pasalnya, paska Rabin mayoritas pemimpin Israel tidak terlalu serius menanggapi upaya damai tersebut.
Selain terkenal sebagai tokoh moderat di Israel, Peres juga dikenal sebagai politisi handal di Negeri Zionis tersebut. Karir politiknya dimulai pada era 1950-an, dimana saat itu Peres bergabung menjadi anggota partai buruh.
Hampir setengah abad dia mengabdi di partai Buruh, dan beberapa kali dia terpilih menjadi pemimpin di partai tersebut. Pada tahun 2005, ia beralih dan mendukung partai baru bernama Partai Kadima. Ia terpilih di Parlemen Israel atau Knesset pada Maret 2006 sebagai anggota dari Partai Kadima.
Pada 2007, Peres dicalonkan Partai Kadima dan memastikan diri pada 30 Juni 2007 untuk maju dalam pemilu Presiden. Ia dipilih oleh Knesset untuk menjadi presiden pada 13 Juni 2007 untuk menggantikan Moshe Katsav setelah pelantikannya pada 15 Juli 2007 untuk tujuh tahun masa jabatan.
Selain menjadi Presiden, dia juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Israel pada tahun 1984 hingga 1986 dan 1995 hingga 1996. Kemudian di juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri Israel, dan Wakil Perdana Menteri dalam koalisi di bawah kepemimpinan Ariel Sharon pada awal tahun 2005.
Setelah tak lagi menjadi Presiden, Peres masih tetap menjalankan kegiatannya di bidang politik. Namun, seperti dilansir Reuters pada Rabu (28/9), kegiatannya mulai terganggu sejak kesehatannya terus menerus menurun sejak awal tahun. Dua pekan lalu Peres kembali dilarikan ke rumah sakit untuk kesekian kalinya, akibat penyakit hati yang dia derita.
Dua pekan berjuang melawan penyakit hati, peres akhirnya menyerah. Pagi tadi, Peres dilaporkan meninggal dunia. Pria yang lahir di Polandia tersebut meninggal dunia pada usia 93 tahun.
(esn)