AS-Rusia Siap Berkolaborasi Serang ISIS di Suriah
A
A
A
MOSKOW - Amerika Serikat (AS) dan Rusia siap untuk melakukan operasi militer bersama di Suriah, guna membersihkan negara tersebut dari ISIS dan kelompok teror lainnya. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.
Lavrov menuturkan, kesepakatan untuk melakukan operasi bersama di Suriah datang bersamaan dengan kesepakatan gencatan senjata di Suriah. Saat ini, papar Lavrov, kedua belah pihak tengah mematangkan strategi operasi bersama tersebut.
Dia mengatakan, operasi bersama ini akan dilakukan satu pekan setelah gencatan senjata berlaku. Gencatan senjata antara AS dan Rusia akan mulai berlaku esok hari di beberapa wilayah di Suriah.
"Kesepakatan (gencatan senjata) ini akan berlanjut pada upaya melawan al-Nusra dan ISIS, jika (kesepatan) itu bisa berlangsung selama sepekan. Operasi bersama ini hanya akan melibatkan AS dan Rusia," ucap Lavrov, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (11/9).
"Kami berusaha menyepakati serangan bersama terhadap teroris yang akan dilakukan oleh Angkatan Udara Rusia dan Amerika. Kami telah sepakat pada zona di mana serangan tersebut akan dilakukan," tukas diplomat senior Rusia tersebut.
Lavrov menuturkan, kesepakatan untuk melakukan operasi bersama di Suriah datang bersamaan dengan kesepakatan gencatan senjata di Suriah. Saat ini, papar Lavrov, kedua belah pihak tengah mematangkan strategi operasi bersama tersebut.
Dia mengatakan, operasi bersama ini akan dilakukan satu pekan setelah gencatan senjata berlaku. Gencatan senjata antara AS dan Rusia akan mulai berlaku esok hari di beberapa wilayah di Suriah.
"Kesepakatan (gencatan senjata) ini akan berlanjut pada upaya melawan al-Nusra dan ISIS, jika (kesepatan) itu bisa berlangsung selama sepekan. Operasi bersama ini hanya akan melibatkan AS dan Rusia," ucap Lavrov, seperti dilansir Al Arabiya pada Minggu (11/9).
"Kami berusaha menyepakati serangan bersama terhadap teroris yang akan dilakukan oleh Angkatan Udara Rusia dan Amerika. Kami telah sepakat pada zona di mana serangan tersebut akan dilakukan," tukas diplomat senior Rusia tersebut.
(esn)