Sebut Pria Mesir Lemah Syawat, Politikus Ini Dukung Sunat Wanita

Kamis, 08 September 2016 - 04:30 WIB
Sebut Pria Mesir Lemah...
Sebut Pria Mesir Lemah Syawat, Politikus Ini Dukung Sunat Wanita
A A A
KAIRO - Seorang anggota parlemen Mesir bernama Elhamy Agina mendukung mutilasi organ kelamin wanita (FGM) dengan alasan para pria di negaranya lemah syahwat. Komentar politikus Mesir ini dianggap keterlaluan karena masyarakat internasional sedang berkampenye menghentikan sunat bagi kaum perempuan.

Menurut Elhamy Agina, FGM adalah solusi untuk mengurangi libido wanita. “Konsumen terbesar stimulan seksual adalah yang lemah, yang akan mengkonsumsi,” katanya mengacu pada pria di Mesir yang dia sebut mengalami lemah syahwat.

Komentar itu membuat Elhamy Agina menuai kecaman di media sosial. Media setempat melaporkan bahwa dia berupaya meminta maaf.

”Saya tidak bermaksud untuk mempermalukan rakyat Mesir,” katanya kepada stasiun televisi Al Mehwar dalam sebuah wawancara yang diterbitkan media lokal, Parlmany.

Dalam wawancara itu, Agina mengakui bahwa FGM adalah "kejahatan". Dia juga tidak akan membiarkan putrinya mengalami prosedur FGM.

Tapi dia menegaskan: "65 persen dari laki-laki Mesir menderita lemah seksual atau impoten”. Dia juga blak-blakan bahwa dirinya kadang-kadang menjadi penderita.

Mervat El-Talawy, Kepala Dewan Nasional Mesir untuk Perempuan, bingung atas pernyataan Agina. Menurutnya, politikus itu menderita psikologis kompleks.

”Ini tidak mungkin bahwa dia (Agina) dapat mencemooh parlemen, lembaga legislatif yang besar. Bagaimana bisa seorang pria seperti itu mewakili kita, para pria!,” kata Talway dalam sebuah wawancara dengan Alhayat TV, yang dikutip Kamis (8/9/2016).

“Bagaimana dia bisa menentang pemerintah pada hukum seperti itu?,” katanya yang menyebut praktik FGM telah memalukan Mesir ke penjuru dunia.

”Saya menentang semua orang tua yang berpikir mereka dapat memiliki kekuatan untuk melakukan tindakan seperti itu. Saya berbicara di sekolah menentang praktik (FGM). Saya memberitahu syekh dan menteri wakaf untuk mengecam praktik selama khotbah Jumat,” ujarnya. ”Kita harus mengubah budaya.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6737 seconds (0.1#10.140)