WHO: Praktek Seks Aman Cegah Penularan Zika
A
A
A
NEW YORK - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menekankan pentingnya mempraktekan seks aman agar tidak tertular virus Zika. Menurut WHO, pria dan wanita yang wilayahnya menjadi daerah penularan virus Zika untuk mempraktekan seks aman setidaknya selama enam bulan.
Peringatan ini juga berlaku meski orang tersebut tidak memiliki gejala terinfeksi virus Zika. Pernyataan ini muncul beberapa minggu setelah dokter menemukan virus Zika di sperma seorang pria asal Italia enam bulan setelah ia pertama kali memiliki gejala terinfeksi Zika seperti dikutip dari BBC, Rabu (7/9/2016).
Sebelumnya WHO mengatakan bahwa seseorang yang tidak memiliki gejala Zika hanya perlu menggunakan kondom atau pantang berhubungan seksual selama delapan minggu. Hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran Zika. Menurut WHO, 11 negara telah melaporkan kasus menular seksual Zika. Lebih dari 60 negara dan wilayah telah melanjutkan transmisi Zika dari nyamuk lokal.
Zika tersebar di cairan tubuh. Risiko dari penularan penyakit berasal dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Menurut para ahli, setelah seseorang terinfeksi, ia kemungkinan akan kebal dari infeksi di masa depan.
Banyak orang yang terinfeksi Zika tidak memiliki gejalanya atau hanya gejala ringan seperti demam, ruam (bercak-bercak merah di kulit) dan nyeri otot atau sendi. Sedangkan serangan virus Zika pada wanita hamil menjadi perhatian utama karena virus dapat merusak janin.
Peringatan ini juga berlaku meski orang tersebut tidak memiliki gejala terinfeksi virus Zika. Pernyataan ini muncul beberapa minggu setelah dokter menemukan virus Zika di sperma seorang pria asal Italia enam bulan setelah ia pertama kali memiliki gejala terinfeksi Zika seperti dikutip dari BBC, Rabu (7/9/2016).
Sebelumnya WHO mengatakan bahwa seseorang yang tidak memiliki gejala Zika hanya perlu menggunakan kondom atau pantang berhubungan seksual selama delapan minggu. Hal ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap penyebaran Zika. Menurut WHO, 11 negara telah melaporkan kasus menular seksual Zika. Lebih dari 60 negara dan wilayah telah melanjutkan transmisi Zika dari nyamuk lokal.
Zika tersebar di cairan tubuh. Risiko dari penularan penyakit berasal dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Menurut para ahli, setelah seseorang terinfeksi, ia kemungkinan akan kebal dari infeksi di masa depan.
Banyak orang yang terinfeksi Zika tidak memiliki gejalanya atau hanya gejala ringan seperti demam, ruam (bercak-bercak merah di kulit) dan nyeri otot atau sendi. Sedangkan serangan virus Zika pada wanita hamil menjadi perhatian utama karena virus dapat merusak janin.
(ian)