Pekerja Seks Goda Imigran agar Jual Organ Tubuh Mereka di Mesir
A
A
A
KAIRO - Para pedagang organ manusia telah menggunakan jasa pekerja seks untuk menggoda para imigran agar menjual organ tubuh mereka di Mesir. Rumah sakit yang membantu praktik pedagang organ tubuh manusia itu mencoba menutupi bocoran laporan ini.
Para pedagang organ manusia menargetkan para imigran Afrika yang tidak memiliki dokumen dan juga tidak memiliki uang.
”(Satu germo) menggunakan jasa pekerja seks sebagai pembujuk saat bernegosiasi biaya, baik dengan penjual dan pembeli,” bunyi laporan yang disusun Sean Columb, dosen hukum di Universitas Liverpool, Inggris yang menghabiskan beberapa minggu di Mesir.
“Sebuah malam dengan seorang pekerja seks yang menawar dengan bujukan ekstra agar menjual (organ tubuh),” lanjut laporan Columb, yang dikutip Reuters, Sabtu (3/9/2016).
Dalam menyusun laporannya, dosen itu telah berbicara dengan broker dan donor.
Legislasi mengenai transplantasi organ tidak jelas di Mesir. Pembelian ginjal adalah ilegal, tetapi membayar untuk prosedur transplantasi ada dalam aturan di negara itu.
Menurut laporan Columb, beberapa orang telah membayar hingga USD100 ribu untuk organ baru, dengan penawaran yang dibuat di tempat-tempat umum seperti kafe.
Columb menyatakan bahwa ambivalensi dari undang-undang di Mesir ditunjukkan oleh fakta bahwa pelanggaran hukum soal jual beli organ manusia jarang dilaporkan.
“Transplantasi oleh profesional (ahli bedah), di mana organ telah disumbangkan secara ilegal tidak ada kewajiban hukum untuk melaporkan hal ini kepada pihak yang berwenang,” kata salah satu broker yang diwawancarai Columb.
”Para dokter tidak ingin tahu apa-apa. Mereka mengambil uang tanpa membuat pertanyaan,” katanya lagi.
Salah satu donor mengatakan kepada Columb bahwa dia ditahan di sebuah ruang operasi ketika ginjalnya telah diambil. Operasi itu membuatnya sakit perut.
Para pedagang organ manusia menargetkan para imigran Afrika yang tidak memiliki dokumen dan juga tidak memiliki uang.
”(Satu germo) menggunakan jasa pekerja seks sebagai pembujuk saat bernegosiasi biaya, baik dengan penjual dan pembeli,” bunyi laporan yang disusun Sean Columb, dosen hukum di Universitas Liverpool, Inggris yang menghabiskan beberapa minggu di Mesir.
“Sebuah malam dengan seorang pekerja seks yang menawar dengan bujukan ekstra agar menjual (organ tubuh),” lanjut laporan Columb, yang dikutip Reuters, Sabtu (3/9/2016).
Dalam menyusun laporannya, dosen itu telah berbicara dengan broker dan donor.
Legislasi mengenai transplantasi organ tidak jelas di Mesir. Pembelian ginjal adalah ilegal, tetapi membayar untuk prosedur transplantasi ada dalam aturan di negara itu.
Menurut laporan Columb, beberapa orang telah membayar hingga USD100 ribu untuk organ baru, dengan penawaran yang dibuat di tempat-tempat umum seperti kafe.
Columb menyatakan bahwa ambivalensi dari undang-undang di Mesir ditunjukkan oleh fakta bahwa pelanggaran hukum soal jual beli organ manusia jarang dilaporkan.
“Transplantasi oleh profesional (ahli bedah), di mana organ telah disumbangkan secara ilegal tidak ada kewajiban hukum untuk melaporkan hal ini kepada pihak yang berwenang,” kata salah satu broker yang diwawancarai Columb.
”Para dokter tidak ingin tahu apa-apa. Mereka mengambil uang tanpa membuat pertanyaan,” katanya lagi.
Salah satu donor mengatakan kepada Columb bahwa dia ditahan di sebuah ruang operasi ketika ginjalnya telah diambil. Operasi itu membuatnya sakit perut.
(mas)