Nikahi Menara Eiffel, Wanita Ini Luruskan soal Objectum Seksualitas

Minggu, 28 Agustus 2016 - 01:54 WIB
Nikahi Menara Eiffel,...
Nikahi Menara Eiffel, Wanita Ini Luruskan soal Objectum Seksualitas
A A A
PARIS - Wanita asal Amerika Serikat (AS) bernama Erika Labrie menikahi Menara Eiffel pada tahun 2007. Meski tak bisa bersama dengan objek yang dia nikahi, Erika ingin dunia memahami bahwa dia mengalami orientasi seksual yang dikenal sebagai objectum sexuality.

Objectum sexuality atau objectum seksualitas (OS) adalah kondisi orentasi seksual di mana seseorang tertarik pada objek atau benda-benda mati.

Lantaran mengalami orientasi seksual tak wajar itu, Erika dalam waktu yang lama mengalami penghinaan. Erika mengaku bukan lesbian melainkan mengalami orientasi OS.

”Setiap orang memiliki ketertarikan. Itu termasuk OS,” katanya.

Sejak menikahi Menara Eiffel, Erika Labrie mengubah nama keluarganya menjadi Eiffel. Dia menyadari tidak bisa bersama dengan Menara Eiffel untuk selamanya, meski sudah dia nikahi.

”Saya menemukan saya adalah objek yang disalahpahami oleh dunia. Menara Eiffel dikelilingi oleh jutaan wisatawan yang sedang jatuh cinta dengan satu sama lain, tidak dengan dia,” ujarnya, seperti dikutip news.com.au, Minggu (28/8/2016).

Erika bukan satu-satunya orang yang mengalami orientasi OS. Ada lebih dari 400 individu yang mengalami hal serupa seperti yang dialami Erika.

Erika menikah dengan Menara Eiffel tahun 2008 melalui sebuah upacara. Ritual pernikahannya didokumentasikan dan telah memicu kehebohan setelah menyebar secara online.

”Film dokumenter ini mengangkat kesalahpahaman bahwa orang OS yang cenderung tertarik pada objek karena faktor-faktor seperti penyimpangan dan penyakit mental,” katanya.

Nikahi Menara Eiffel, Wanita Ini Luruskan soal Objectum Seksualitas


Erika merasa apa yang dia alami itu sebagai “cinta”.

“Saya telah menerima kekalahan. Namun Eiffel akan selalu memiliki tempat di hati saya. Itu adalah media yang tidak bisa diukir di dada saya,” ujarnya.

Wanita AS ini menjelaskan bahwa orientasi OS sudah dia alami sejak masih kecil. ”Saya tidak menyadari saya berbeda sampai remaja ketika orang lain mulai berkencan satu sama lain dan saya memiliki perasaan mendalam pada jembatan lokal,” katanya.

Meski demikian, Erika mencoba untuk mengurasi orientasi OS. Dia juga menyarankan pada orang-orang yang mengalami orientasi OS melakukan apa yang dia jalankan.

”Saya selalu menyatakan persahabatan yang baik dengan orang-orang secara sosial tapi saya tidak pernah merasa tertarik untuk menjalin hubungan romantis. Meskipun upaya awal untuk kencan karena ada tekanan untuk menyesuaikan diri, itu tidak pernah bisa bekerja. Rasanya sangat asing bagi saya,” imbuh dia.

Dia meminta masyarakat dunia memahami perasaan orang-orang yang mengalami orientasi OS. Dia memastikan orang-orang yang mengalami orientasi OS tidak berbahaya.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7255 seconds (0.1#10.140)