Demonstrasi Anti Mugabe Berujung Bentrokan
A
A
A
HARARE - Polisi Zimbabwe menembakkan gas air mata dan meriam air kepada pendukung oposisi yang berkumpul untuk melakukan aksi protes di ibukota Harare. Polisi juga terlihat memukuli para demonstran yang mengenakan kaos berwarna mereh, warna kelompok oposisi dari Gerakan Perubahan Demokrasi (MDC).
Para pengunjuk rasa menyerukan reformasi pemilu jelang pemilu tahun 2018 setelah Presiden Robert Mugabe menyatakan akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden. Para pemimpin dari 18 partai oposisi menyerukan Zimbabwe untuk melakukan pawai menuju Harare sebagai bagian dari apa yang disebut sebagai demonstasi besar-besaran dikutip dari BBC, Sabtu (27/8/2016).
Sebelumnya Pengadilan Tinggi memutuskan bahwa pawai yang direncanakan kelompok oposisi bisa dilakukan, sehari setelah polisi memperingatkan bahwa demonstrasi tidak sah dan tidak akan ditoleransi.
Aksi demonstrasi marak terjadi dalam beberapa bulan terakhir, dengan fokus pada keadaan ekonomi negara yang mengerikan. Sebagian besar tergabung di bawah bendera gerakan #ThisFlag. Gerakan ini terinspirasi oleh pastor karismatik Evan Mawarire, yang mendesak aksi demonstrasi damai terhadap korupsi dan salah urus ekonomi.
Krisis ekonomi di negara itu telah memburuk dan mengarah pada kekurangan uang tunai kronis serta keterlambatan membayar gaji pegawai negeri sipil. Menteri Dalam Negeri Ignatius Chombo menuding pihak asing telah menunggangi aksi demonstrasi yang berakhir dengan kekerasan
"Kita tidak bisa berdiam diri sementara negara kita sedang terkoyak oleh agen-agen nakal yang disponsori asing," tulis surat kabar Herald milik pemerintah Zimbabwe mengutip apa yang dikatakan Chombo.
Para pengunjuk rasa menyerukan reformasi pemilu jelang pemilu tahun 2018 setelah Presiden Robert Mugabe menyatakan akan kembali mencalonkan diri sebagai presiden. Para pemimpin dari 18 partai oposisi menyerukan Zimbabwe untuk melakukan pawai menuju Harare sebagai bagian dari apa yang disebut sebagai demonstasi besar-besaran dikutip dari BBC, Sabtu (27/8/2016).
Sebelumnya Pengadilan Tinggi memutuskan bahwa pawai yang direncanakan kelompok oposisi bisa dilakukan, sehari setelah polisi memperingatkan bahwa demonstrasi tidak sah dan tidak akan ditoleransi.
Aksi demonstrasi marak terjadi dalam beberapa bulan terakhir, dengan fokus pada keadaan ekonomi negara yang mengerikan. Sebagian besar tergabung di bawah bendera gerakan #ThisFlag. Gerakan ini terinspirasi oleh pastor karismatik Evan Mawarire, yang mendesak aksi demonstrasi damai terhadap korupsi dan salah urus ekonomi.
Krisis ekonomi di negara itu telah memburuk dan mengarah pada kekurangan uang tunai kronis serta keterlambatan membayar gaji pegawai negeri sipil. Menteri Dalam Negeri Ignatius Chombo menuding pihak asing telah menunggangi aksi demonstrasi yang berakhir dengan kekerasan
"Kita tidak bisa berdiam diri sementara negara kita sedang terkoyak oleh agen-agen nakal yang disponsori asing," tulis surat kabar Herald milik pemerintah Zimbabwe mengutip apa yang dikatakan Chombo.
(ian)