Diduga Menghasut Kekerasan, Secret Service Temui Tim Kampanye Trump
A
A
A
WASHINGTON - Pernyataan calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, terkait Amandemen Undang-undang (UU) Kedua tentang warga AS berhak memiliki senjata berbuntut panjang. Dinas rahasia AS atau Secret Service (USSS) dikabarkan menemui tim kampanye Trump.
Seorang pejabat USSS menegaskan kepada CNN bahwa USSS telah berbicara kepada tim kampanye Trump mengenai komentar Amandemen UU Kedua. "Ada lebih dari satu percakapan pada topik tersebut," kata pejabat itu kepada CNN. Namun tidak diketahui, dengan siapa USSS berbicara dalam tim kampanye Trump.
Menurut pejabat tersebut tim kampanye mengatakan kepada USSS bahwa Donald Trump tidak bermaksud untuk menghasut kekerasan seperti dikutip dari situs CNN Kamis (11/8/2016).
"Tidak ada pertemuan atau percakapan seperti yang pernah terjadi," cuit tim kampanye Trump dalam menanggapi laporan CNN. Sedangkan Direktur Komunikasi USSS Cathy Milhoan belum mengkonfirmasi percakapan itu, namun mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Selasa bahwa Secret Service menyadari komentar Trump.
Kontroversi meletus pada Selasa lalu saat Trump dalam sebuah kampanye mengatakan para pendukung Amandemen Kedua mungkin dapat menghentikan Hillary dari menunjuk hakim Mahkamah Agung yang bisa melemahkan hak kepemilikan senjata.
"Hillary ingin menghapuskan, pada dasarnya, Amandemen Kedua (Konstitusi AS). By the way, dan jika dia dapat memilih, jika dia memilih hakimnya, tidak ada yang dapat Anda lakukan, saudara-saudara. Meskipun ada Amandemen Kedua, mungkin ada, saya tak tahu. Tapi Saya akan memberitahu Anda: saat itu akan menjadi hari yang mengerikan, jika Hillary dapat menempatkan hakimnya, sekarang kita terikat," kata Trump.
Seorang pejabat USSS menegaskan kepada CNN bahwa USSS telah berbicara kepada tim kampanye Trump mengenai komentar Amandemen UU Kedua. "Ada lebih dari satu percakapan pada topik tersebut," kata pejabat itu kepada CNN. Namun tidak diketahui, dengan siapa USSS berbicara dalam tim kampanye Trump.
Menurut pejabat tersebut tim kampanye mengatakan kepada USSS bahwa Donald Trump tidak bermaksud untuk menghasut kekerasan seperti dikutip dari situs CNN Kamis (11/8/2016).
"Tidak ada pertemuan atau percakapan seperti yang pernah terjadi," cuit tim kampanye Trump dalam menanggapi laporan CNN. Sedangkan Direktur Komunikasi USSS Cathy Milhoan belum mengkonfirmasi percakapan itu, namun mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Selasa bahwa Secret Service menyadari komentar Trump.
Kontroversi meletus pada Selasa lalu saat Trump dalam sebuah kampanye mengatakan para pendukung Amandemen Kedua mungkin dapat menghentikan Hillary dari menunjuk hakim Mahkamah Agung yang bisa melemahkan hak kepemilikan senjata.
"Hillary ingin menghapuskan, pada dasarnya, Amandemen Kedua (Konstitusi AS). By the way, dan jika dia dapat memilih, jika dia memilih hakimnya, tidak ada yang dapat Anda lakukan, saudara-saudara. Meskipun ada Amandemen Kedua, mungkin ada, saya tak tahu. Tapi Saya akan memberitahu Anda: saat itu akan menjadi hari yang mengerikan, jika Hillary dapat menempatkan hakimnya, sekarang kita terikat," kata Trump.
(ian)