Rujuk, Erdogan Sebut Hubungan Turki-Rusia Masuki Era Baru
A
A
A
ST PETERSBURGH - Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, hubungan Rusia dan Turki tengah memasuki era baru. Hal ini disampaikan paska kedua negara memutuskan untuk rujuk, setelah hampir setahun bermusuhan.
Berbicara jelang pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di St. Petersburgh, Rusia, Erdogan menuturkan solidaritas yang kembali terbangun antar kedua negara dapat membantu menyelesaikan semua masalah yang ada.
"Turki telah memasuki periode yang sangat berbeda dalam hubungan dengan Rusia, dan bahwa solidaritas antara kedua negara akan membantu penyelesaian masalah-masalah regional," ucap Erdogan, seperti dilansir Reuters pada Selasa (9/8).
Di kesempatan yang sama dia juga mengucapkan terima kasih pada Putin atas panggilan telepon setelah kudeta militer yang gagal pada 15 Juli. Dia menyebut panggilan telepon itu telah membawa kebahagian bagi masyarakat Turki.
Perjalanan Erdogan ke Rusia terjadi di saat hubungan Turki dengan Eropa dan Amerika Serikat (AS) terus menegang. Erdogan mengaku kecewa dengan sikap Barar dan AS yang menurutnya lebih memilih mengkritik kebijakan Turki paska kudeta, daripada memberikan dukungan moril.
Berbicara jelang pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di St. Petersburgh, Rusia, Erdogan menuturkan solidaritas yang kembali terbangun antar kedua negara dapat membantu menyelesaikan semua masalah yang ada.
"Turki telah memasuki periode yang sangat berbeda dalam hubungan dengan Rusia, dan bahwa solidaritas antara kedua negara akan membantu penyelesaian masalah-masalah regional," ucap Erdogan, seperti dilansir Reuters pada Selasa (9/8).
Di kesempatan yang sama dia juga mengucapkan terima kasih pada Putin atas panggilan telepon setelah kudeta militer yang gagal pada 15 Juli. Dia menyebut panggilan telepon itu telah membawa kebahagian bagi masyarakat Turki.
Perjalanan Erdogan ke Rusia terjadi di saat hubungan Turki dengan Eropa dan Amerika Serikat (AS) terus menegang. Erdogan mengaku kecewa dengan sikap Barar dan AS yang menurutnya lebih memilih mengkritik kebijakan Turki paska kudeta, daripada memberikan dukungan moril.
(esn)