Laut China Selatan Memanas, Beijing Bangun Kapal Induk Ketiga

Sabtu, 06 Agustus 2016 - 08:23 WIB
Laut China Selatan Memanas,...
Laut China Selatan Memanas, Beijing Bangun Kapal Induk Ketiga
A A A
BEIJING - Sebuah citra satelit mengungkap bahwa China sedang membangun kapal induk ketiga di saat konflik sengketa maritim di Laut China Selatan memanas. Kapal induk ketiga yang dibangun China dilengkapi sistem ketapel elektromagnetik.

Pembangunan kapal induk ketiga China sudah dimulai sejak 2015. Citra satelit dari Pangkalan Udara Huangdicun—yang didukung pesawat jet tempur J-15 berbasis kapal induk—mengungkapkan proyek kapal induk ketiga Beijing itu.

Menurut laporan IHS Jane, yang dikutip Sabtu (6/8/2016), citra satelit itu menunjukkan adanya pembangunan dua sistem ketapel. Salah satunya diduga sistem tenaga uap dan satunya lagi sistem ketapel elektromagnetik.

Gambar proses pembangunan kapal induk ketiga Beijing juga muncul di sebuah forum online China, sinodefenceforum.com. Pembangunan kapal induk ketiga China diperkirakan akan berlangsung di galangan kapal Jiangnan Changxingdao di dekat Shanghai.

Sejauh ini belum ada konfirmasi resmi dari militer Beijing terkait proyek pembangunan kapal induk ketiga China, namun bukti citra satelit menguatkan spekulasi bahwa persiapan itu sudah berlangsung.

Modernisasi angkatan laut China ini semakin gencar pada saat Amerika Serikat dan sekutu Pasifik-nya bekerja untuk meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan. Kawasan itu diperebutkan China dan beberapa negara ASEAN karena menghasilkan sekitar USD5 triliun dari lalu lintas kapal dagang dunia setiap tahunnya.

China mengklaim hampir seluruh kawasan Laut China Selatan. Namun, Taiwan, Filipina, Vietnam, Brunei, dan Malaysia juga memiliki klaim di wilayah serupa yang saling tumpang tindih.

China sendiri telah dinyatakan kalah oleh gugatan Filipina dalam sidang Pengadilan Tetap Arbitrase di Den Haag. Putusan pengadilan yang keluar 12 Juli 2016 menyatakan bahwa klaim teritorial China ats “Nine-Dash Line” Laut China Selatan tidak diakui. Tapi China membangkang pada putusan pengadilan tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1888 seconds (0.1#10.140)