Lavrov Bantah Rusia Dibalik Skandal Email Partai Demokrat AS
A
A
A
MOSKOW - Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov membantah tudingan yang menyatakan Moskow berada di balik bocornya puluhan ribu email petinggi Partai Demokrat Amerika Serikat (AS). Moskow disebut telah meretas email petinggi Partai Demokrat yang isinya konsipirasi untuk menyingkirkan Bernie Sanders.
Ketika ditanya apakah Rusia bertanggung jawab atas peretasan email Partai Demokrat AS, Lavrov mengatakan kepada wartawan: "Saya tidak ingin menggunakan kata-kata makian," kata Lavrov seperti dikutip dari ITV, Selasa (26/7/2016).
Sebelumnya, WikiLeaks membocorkan 20 ribu email petinggi Partai Demokrat yang menunjukkan jika sejumlah orang di partai itu mencoba untuk menyabotase kampanye Bernie Sanders. Bernie Sanders adalah pesaing dari Hillary Clinton, yang kini telah resmi menjadi calon presiden dari partai itu.
Terkait hal ini, tim kampanye Hillary Clinton menuduh Rusia sebagai peretas email Komite Nasional Demokrat (DNC) yang isinya konsipirasi untuk singkirkan Bernie Sanders. Menurut tim Hillary, peretasan itu upaya Rusia dalam membantu Donald Trump memenangkan Pemilu Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) November nanti.
Bantahan yang sama juga telah diberikan oleh pemilik WikiLeaks, Julian Assange. Assange mengatakan tidak ada bukti apapun bahwa organisasinya mendapatkan hampir 20 ribu email Komite Nasional Demokrat (DNC) dari intelijen Rusia. Ia pun menegaskan bahwa yang terpenting adalah apa yang ada di email tersebut, bukan siapa yang meretas.
Ketika ditanya apakah Rusia bertanggung jawab atas peretasan email Partai Demokrat AS, Lavrov mengatakan kepada wartawan: "Saya tidak ingin menggunakan kata-kata makian," kata Lavrov seperti dikutip dari ITV, Selasa (26/7/2016).
Sebelumnya, WikiLeaks membocorkan 20 ribu email petinggi Partai Demokrat yang menunjukkan jika sejumlah orang di partai itu mencoba untuk menyabotase kampanye Bernie Sanders. Bernie Sanders adalah pesaing dari Hillary Clinton, yang kini telah resmi menjadi calon presiden dari partai itu.
Terkait hal ini, tim kampanye Hillary Clinton menuduh Rusia sebagai peretas email Komite Nasional Demokrat (DNC) yang isinya konsipirasi untuk singkirkan Bernie Sanders. Menurut tim Hillary, peretasan itu upaya Rusia dalam membantu Donald Trump memenangkan Pemilu Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) November nanti.
Bantahan yang sama juga telah diberikan oleh pemilik WikiLeaks, Julian Assange. Assange mengatakan tidak ada bukti apapun bahwa organisasinya mendapatkan hampir 20 ribu email Komite Nasional Demokrat (DNC) dari intelijen Rusia. Ia pun menegaskan bahwa yang terpenting adalah apa yang ada di email tersebut, bukan siapa yang meretas.
(ian)