Eks Pejabat Pentagon Duga Kudeta Turki Rekayasa Erdogan
Senin, 25 Juli 2016 - 10:41 WIB

Eks Pejabat Pentagon Duga Kudeta Turki Rekayasa Erdogan
A
A
A
WASHINGTON - Eks pejabat Pentagon, Harold Rhode, menduga kudeta militer yang gagal di Turki adalah rekayasa Presiden Tayyip Erdogan. Tujuannya untuk menebus rasa malu Erdogan terhadap rakyatnya setelah memulihkan hubungan Turki dengan Rusia dan Israel.
Menurut Rhode, Erdogan adalah "megalomaniak" dan bisa saja merekayasa kudeta pada 15 Juli 2016 lalu sebagai upaya untuk merehabilitasi citra negeri itu. Rhode adalah mantan pejabat Pentagon dan spesialis Turki.
”Memberikan kepada Rusia dan Israel untuk memperbaiki hubungan dengan mereka adalah memalukan bagi dirinya di mata banyak orang Turki dan orang-orang di Timur Tengah,” kata Rhode dalam sebuah wawancaranya dengan Jerusalem Post pada hari Minggu.
Baca:
Misteri Kudeta Turki, Erdogan Jenius atau Militer Amatir?
Rhode melanjutkan, kemenangan Erdogan atas upaya kudeta menunjukkan kepada dunia bahwa dia masih kuat. ”Hal ini sangat mungkin bahwa Erdogan merekayasa dan kemudian mengalahkan kudeta sehingga dia bisa menebus kehormatan,” katanya.
Skenario seperti itu, kata dia, akan membuat rakyat Turki dan Timur Tengah akan memahaminya sebagai kemenangan besar.
”Turki memiliki kecenderungan untuk melihat diri mereka sebagai kekuatan paling penting di dunia atau yang paling lemah, dan ini dapat berfluktuasi,” katanya mengacu pada mentalitas Turki.
”Turki adalah tanah konspirasi, bahkan di antara orang-orang yang paling berpendidikan tinggi,” katanya lagi, yang dikutip Senin (25/7/2016).
”Konspirasi adalah bagian dari mentalitas fatalisme umum di Turki dan di lebih luas di Timur Tengah. Fatalisme Sunni adalah keyakinan bahwa Tuhan menentukan segala sesuatu, dan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat Anda lakukan untuk mengubah keadaan,” ujarnya.
Baca juga:
Dituduh Merekayasa Kudeta, Ini Jawaban Erdogan
Erdogan beberapa hari lalu pernah menyangkal sebagai perekayasa Kudeta. Menurutnya, mustahil ada manusia yang tega melakukan rekayasa kudeta dengan mengorbankan ratusan nyawa orang.
Erdogan tetap menuduh musuh politiknya, Fethullah Gulen yang tinggal di Amerika Serikat, sebagai dalang upaya kudeta militer.
Menurut Rhode, Erdogan adalah "megalomaniak" dan bisa saja merekayasa kudeta pada 15 Juli 2016 lalu sebagai upaya untuk merehabilitasi citra negeri itu. Rhode adalah mantan pejabat Pentagon dan spesialis Turki.
”Memberikan kepada Rusia dan Israel untuk memperbaiki hubungan dengan mereka adalah memalukan bagi dirinya di mata banyak orang Turki dan orang-orang di Timur Tengah,” kata Rhode dalam sebuah wawancaranya dengan Jerusalem Post pada hari Minggu.
Baca:
Misteri Kudeta Turki, Erdogan Jenius atau Militer Amatir?
Rhode melanjutkan, kemenangan Erdogan atas upaya kudeta menunjukkan kepada dunia bahwa dia masih kuat. ”Hal ini sangat mungkin bahwa Erdogan merekayasa dan kemudian mengalahkan kudeta sehingga dia bisa menebus kehormatan,” katanya.
Skenario seperti itu, kata dia, akan membuat rakyat Turki dan Timur Tengah akan memahaminya sebagai kemenangan besar.
”Turki memiliki kecenderungan untuk melihat diri mereka sebagai kekuatan paling penting di dunia atau yang paling lemah, dan ini dapat berfluktuasi,” katanya mengacu pada mentalitas Turki.
”Turki adalah tanah konspirasi, bahkan di antara orang-orang yang paling berpendidikan tinggi,” katanya lagi, yang dikutip Senin (25/7/2016).
”Konspirasi adalah bagian dari mentalitas fatalisme umum di Turki dan di lebih luas di Timur Tengah. Fatalisme Sunni adalah keyakinan bahwa Tuhan menentukan segala sesuatu, dan bahwa tidak ada seorang pun yang dapat Anda lakukan untuk mengubah keadaan,” ujarnya.
Baca juga:
Dituduh Merekayasa Kudeta, Ini Jawaban Erdogan
Erdogan beberapa hari lalu pernah menyangkal sebagai perekayasa Kudeta. Menurutnya, mustahil ada manusia yang tega melakukan rekayasa kudeta dengan mengorbankan ratusan nyawa orang.
Erdogan tetap menuduh musuh politiknya, Fethullah Gulen yang tinggal di Amerika Serikat, sebagai dalang upaya kudeta militer.
(mas)