Diduga Terlibat Kudeta, 272 Hakim dan Jaksa Turki Ditahan
Minggu, 17 Juli 2016 - 18:44 WIB
Diduga Terlibat Kudeta, 272 Hakim dan Jaksa Turki Ditahan
A
A
A
ANKARA - Sebanyak 272 Jaksa dan Hakim ditahan dan dilarang meninggalkan Turki. Mereka diduga terlibat dalam upaya kudeta militer yang gagal pada Jumat malam lalu.
Dikutip dari laman Anadolu, Minggu (17/7/2016), para tahanan tersebut dituduh sebagai anggota Feto, yaitu organisasi teroris yang dipimpin oleh ulama oposisi yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Fethullah Gulen. Gulen dituduh sebagai dalang dari kudeta militer yang gagal tersebut.
Selain ratusan Hakim dan Jaksa, Turki juga menangkap 2.893 personel militer dan sekitar 52 perwira senior yang terlibat dalam upaya kudeta itu. Seperti diketahui, pada Jumat atau Sabtu dini hari, sekelompok tentara Turki melakukan kudeta untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Recep Tayyep Erdogan.
Mereka menilai, pemerintahan saat ini telah meninggalkan nilai-nilai sekuler yang telah lama dijalankan oleh Turki. Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menyebut upaya kudeta sebagai noda hitam dalam demokrasi Turki. Dia mempertimbangkan untuk menerapkan kembali hukuman mati yang telah dihapus di Turki.
Namun, rencana ini akan jadi batu sandungan bagi Turki jika ingin bergabung dengan Uni Eropa. Sebab, salah satu syarat bergabung adalah menghapus hukuman mati.
Dikutip dari laman Anadolu, Minggu (17/7/2016), para tahanan tersebut dituduh sebagai anggota Feto, yaitu organisasi teroris yang dipimpin oleh ulama oposisi yang berbasis di Amerika Serikat (AS), Fethullah Gulen. Gulen dituduh sebagai dalang dari kudeta militer yang gagal tersebut.
Selain ratusan Hakim dan Jaksa, Turki juga menangkap 2.893 personel militer dan sekitar 52 perwira senior yang terlibat dalam upaya kudeta itu. Seperti diketahui, pada Jumat atau Sabtu dini hari, sekelompok tentara Turki melakukan kudeta untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Recep Tayyep Erdogan.
Mereka menilai, pemerintahan saat ini telah meninggalkan nilai-nilai sekuler yang telah lama dijalankan oleh Turki. Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menyebut upaya kudeta sebagai noda hitam dalam demokrasi Turki. Dia mempertimbangkan untuk menerapkan kembali hukuman mati yang telah dihapus di Turki.
Namun, rencana ini akan jadi batu sandungan bagi Turki jika ingin bergabung dengan Uni Eropa. Sebab, salah satu syarat bergabung adalah menghapus hukuman mati.
(ian)
